Kabar Bangka

FGD Polman Babel Bahas Dampak Bahaya Asbestos

Polman Babel menggelar Focus Group Discussion (FGD) guna membahas dampak berbahaya dari penggunaan asbestos pada kampas rem kendaraan bermotor.

Editor: Rusaidah
Istimewa/Dok. Polman Timah
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengenai dampak berbahaya dari penggunaan asbestos pada kampas rem kendaraan bermotor, Sabtu (5/10). 

SUNGAILIAT, BABEL NEWS - Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) menggelar Focus Group Discussion (FGD) guna membahas dampak berbahaya dari penggunaan asbestos pada kampas rem kendaraan bermotor, Sabtu (5/10). 

FGD ini menghadirkan narasumber ahli dari berbagai bidang, termasuk perwakilan Yamaha, Honda, pakar kampas rem yang bergabung melalui aplikasi zoom dari Bandung dan perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bangka.

Acara ini dibuka Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Polman Babel Indra Dwi Saputra.

Dari rilis rilis yang diterima Bangkapos.com dari Humas Polman Babel, Senin (7/10), Indra menekankan peran penting dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama dalam meraih hibah penelitian yang berdampak pada masyarakat, seperti yang diraih oleh Tim DR Sukanto.

Satu di antara narasumber Sanusi mengingatkan, pelaku UMKM dan bengkel sepeda motor lebih selektif dalam memilih kampas rem yang bebas asbestos.

"Asbestos tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan, tetapi juga keselamatan kerja," ungkapnya.

Arief Wahyudi dari Yamaha menjelaskan, meskipun kampas rem berbahan asbestos dijual dengan harga yang lebih murah, bahan ini memiliki kelemahan dalam ketahanan panas sehingga cepat rusak.

Yamaha telah menghentikan penggunaan kampas rem asbestos sejak tahun 2006.

Honda, menurut perwakilannya Age Sugiyarto, juga telah menggunakan kampas rem bebas asbestos sejak 2006.

Ia menyebut, Honda melayani lebih dari 469 ribu motor per tahun di Bangka Belitung, dengan kampas rem non-asbestos yang mampu bertahan hingga 70.000 kilometer (Km).

Sadiyo, Produsen Kampas Rem CMH dan BSA menambahkan, meskipun kampas rem asbestos lebih murah, masa pakainya hanya sekitar 20-50 persen dibandingkan kampas rem non-asbestos.

Selain itu, perbedaan fisik antara kedua jenis kampas kini sulit dibedakan karena kemajuan teknologi pewarnaan.

Dari sudut pandang medis, dr Liyah Giovana dari IDI, menjelaskan asbestos merupakan ancaman serius terhadap kesehatan.
Ia mengungkap, bahwa sekitar 233 ribu orang meninggal setiap tahun akibat paparan asbestos, yang dapat menyebabkan mesothelioma. 

"Gejala penyakit ini bisa muncul hingga 40 tahun setelah paparan," ujarnya, sembari menekankan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja.

Saat ditemui, Dr Sukanto yang juga sebagai Ketua Pelaksana FGD berharap diskusi ini dapat menghasilkan solusi konkret dari berbagai pihak terkait, termasuk produsen, bengkel, tenaga medis, serta pengguna kendaraan untuk mendukung penggunaan kampas rem non-asbestos di masa mendatang. (*/may)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved