Berita Bangka Selatan

Intervensi Spesifik Penanggulangan Kaki Gajah di Bangka Selatan, 201.346 Orang Sasaran POPM

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan menargetkan sebanyak 201.346 jiwa penduduk di daerah itu mendapatkan obat pencegahan filariasis atau kaki gajah.

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Sejumlah masyarakat di Desa Keposang saat berbondong-bondong untuk mendapatkan obat pencegahan filariasis atau kaki gajah yang disediakan oleh Puskesmas Toboali di desa setempat, Jumat (8/11/2024). Dengan program minum obat massal ini diharapkan Kabupaten Bangka Selatan dapat terbebas dari penyakit kaki gajah. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan menargetkan sebanyak 201.346 jiwa penduduk di daerah itu mendapatkan obat pencegahan filariasis atau kaki gajah. Kebijakan tersebut seiring dengan pelaksanaan program pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis yang mulai diterapkan. Dengan demikian ditargetkan dapat memutus mata rantai penyebaran penyakit kaki gajah di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa berujar setidaknya terdapat 201.346 jiwa penduduk menjadi sasaran program POPM. Mereka terdiri dari rentang usia 2-70 tahun, tanpa terkecuali. Langkah ini merupakan intervensi spesifik dalam penanggulangan kaki gajah. Sementara POPM filariasis dilaksanakan sebanyak satu kali dalam satu tahun secara dua tahun berturut-turut.

"Untuk sasaran program POPM filariasis ini ada sebanyak 201.346 orang penduduk se-Kabupaten Bangka Selatan," kata Agus Pranawa, Jumat (8/11).

Menurutnya, dari total 201.346 orang yang menjadi sasaran program POPM, ditargetkan mampu mencakup sebesar 65 persen atau sebanyak 70.477 orang mengikuti program POPM. Sementara itu, untuk sebaran sasaran program POPM dibagi ke dalam dua kelompok. Yaitu kelompok usia 2-5 tahun sebanyak 10.086 orang, terdiri dari 5.234 orang laki-laki dan 4.852 orang perempuan. Sedangkan kelompok usia 5-70 tahun sebanyak 191.260 orang, rinciannya 98.597 orang laki-laki dan 92.663 orang perempuan.

Sebaran paling banyak berada di wilayah kerja Puskesmas Toboali dengan sasaran 66.397 orang. Disusul Puskesmas Airgegas 31.205 orang dan Puskesmas Simpang Rimba dengan 24.814 orang. 

Lalu, Puskesmas Payung 20.858 orang, Puskesmas Tiram 13.116 orang dan Puskesmas Rias 12.893 orang. Selanjutnya, Puskesmas Air Bara 10.709 orang, Puskesmas Batu Betumpang 9.509 orang, Puskesmas Tanjung Labu 7.812 orang dan Puskesmas Kepulauan Pongok 4.033 orang.

"Masyarakat yang menjadi sasaran POPM ini akan meminum obat pencegahan filariasis sebanyak satu kali setiap tahunnya. Selama dua tahun berturut-turut," ujar Agus Pranawa.

Adapun penyakit kaki gajah, lanjut dia berpotensi terjadi di wilayah dengan kondisi lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya. Sehingga penerapan pola hidup bersih dan sehat menjadi kunci pencegahan penularan penyakit tersebut. 

Agus Pranawa memastikan masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengikuti program POPM. Obat yang diberikan dipastikan aman dan tidak memberikan efek samping kepada masyarakat yang mengkonsumsi. 

Sejauh ini filariasis masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Sebab, kaki gajah tak bisa diobati dan meninggalkan kaki bengkak. Namun penyakit tersebut dapat dicegah, dengan meminum obat dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). "Terpenting tetap menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari," katanya. (u1)

Target 65 Persen
PEMERINTAH Kabupaten Bangka Selatan, terus mengoptimalkan program eliminasi penyakit kaki gajah atau filariasis di daerah itu. Caranya dengan melakukan pengobatan kaki gajah secara massal di 50 desa dan tiga kelurahan. Ditargetkan seluruh masyarakat dapat berpartisipasi secara 100 persen dalam program eliminasi kaki gajah melalui program pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis.

Staf Ahli Bupati Bangka Selatan, PD Marpaung mengatakan pihaknya telah secara resmi memulai program POPM gelombang pertama di daerah itu. Di mana dalam penerapan program ini ditargetkan sebesar 65 persen dari total keseluruhan masyarakat dapat meminum obat pencegahan filariasis. Pemberian obat filariasis dilakukan sebanyak dua kali selama dua tahun berturut-turut, sejak tahun 2024 hingga tahun 2025.

"Kabupaten Bangka Selatan merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang masih harus melakukan program POPM filariasis di tahun 2024 dan 2025. Dengan cakupan minimal 65 persen sesuai rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia," kata PD Marpaung.

Adapun program POPM filariasis lanjut dia, saat ini menggunakan sebanyak tiga regimen atau tiga jenis obat. Selain bisa membunuh cacing filaria penyebab filariasis, ketiga obat ini juga bisa membunuh penyebab penyakit lainnya. Seperti membunuh kutu kepala, kutu di kulit atau scabies dan membunuh cacing usus. Terpenting dapat menurunkan angka mikro filaria rate lebih cepat dibandingkan dengan regimen obat sebelumnya.

"Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan juga mengupayakan masyarakat minum obat di depan petugas. Supaya eliminasi filariasis dapat ditekan," sebutnya.

Kepala Desa Keposang, Kenny Edwardi menyambut baik dengan di launchingnya program POPM di desanya. "Kami sangat mengapresiasi program POPM di Desa Keposang. Diharapkan desa kami bisa menjadi contoh bagi desa-desa lainnya dalam mensukseskan program POPM filariasis," ujar Kenny Edwardi. (u1)

SEBARAN SASARAN POPM FILARIASIS
Puskesmas Toboali: 66.397 orang
Puskesmas Airgegas: 31.205 orang
Puskesmas Simpang Rimba: 24.814 orang
Puskesmas Payung: 20.858 orang
Puskesmas Tiram: 13.116 orang
Puskesmas Rias: 12.893 orang
Puskesmas Air Bara: 10.709 orang
Puskesmas Batu Betumpang: 9.509 orang
Puskesmas Tanjung Labu: 7.812 orang
Puskesmas Kepulauan Pongok: 4.033 orang
Sumber: DKPPKB Bangka Selatan

 

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved