Berita Bangka Selatan

18 Tahun Belum Eliminasi Filariasis, Pemkab Bangka Selatan Lakukan Akselerasi

Akselerasi filariasis atau penyakit kaki gajah terus dioptimalkan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan.

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Akselerasi filariasis atau penyakit kaki gajah terus dioptimalkan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan. Percepatan tersebut dilakukan dengan mengurangi kasus penyakit kaki gajah yang diderita oleh masyarakat melalui program pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis. Pasalnya selama 18 tahun terakhir Kabupaten Bangka Selatan belum pernah sekalipun dinyatakan eliminasi filariasis.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengatakan, program POPM telah rutin dilakukan selama 18 tahun terakhir. Maka dari itu pemerintah pusat menetapkan eliminasi kaki gajah sebagai salah satu program prioritas. Sejak itu pihaknya terus memulai tahap akselerasi untuk mempercepat pencapaian pengendalian filariasis, salah satu upayanya melalui program POPM untuk memutus mata rantai penularan filariasis.

"Kita menargetkan Kabupaten Bangka Selatan bisa bebas filariasis pada tahun 2026. Karena sudah 18 tahun, sejak tahun 2006 sampai 2024 Kabupaten Bangka Selatan belum pernah eliminasi penyakit kaki gajah," kata Agus Pranawa, Jumat (8/11).

Agus Pranawa merinci program pencegahan filariasis periode pertama dimulai sejak tahun 2006 sebanyak lima putaran, yaitu sejak tahun 2006 sampai tahun 2010. Kemudian, dilanjutkan dengan Transmission Assessment Survey (TAS) atau survei penilaian penularan filariasis pertama pada tahun 2011. 

TAS digunakan untuk mengukur prevalensi infeksi filariasis. Hasilnya dinyatakan lulus dengan empat orang positif, tujuh orang invalid dan 1.507 orang negatif.  Dilanjutkan dengan TAS kedua pada tahun 2014, hasilnya dinyatakan tidak lulus.

Sebab, didapatkan 76 orang positif dan angka mikrofilaria lebih dari satu persen. Lalu, direkomendasikan untuk melaksanakan program POPM ulang selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2015-2016. Selanjutnya dilakukan pra-TAS pada tahun 2017, hasilnya kembali tidak lulus dan kembali mengulang POPM pada tahun 2018-2019. 

Pada tahun 2020 dilakukan pre-TAS dan Kabupaten Bangka Selatan dinyatakan lulus. Dilanjutkan brugia impact survey (BIS) pada tahun 2023 dan hasilnya dinyatakan tidak lulus. "Masih terdapat 12 orang positif yang tersebar di empat wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Bangka Selatan. Sehingga rekomendasi dari pusat kita harus mengulang POPM pada tahun 2024-2025," jelas Agus Pranawa.

Selama dua tahun ke depan sambung dia, terdapat sekitar 201.364 orang dengan rentang usia 2-70 tahun menjadi target program POPM. Dengan cakupan minimal 65 persen untuk dapat mengeliminasi penyakit kaki gajah, sesuai rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

Dengan meminum obat itu diklaim mampu memutuskan rantai penularan penyakit kaki gajah sepenuhnya.  Obat yang akan diberikan pada tahun ini terdapat tiga jenis atau IDA.

Meskipun demikian kata Agus Pranawa hingga akhir Oktober 2024, pihaknya tidak menemukan kasus baru filariasis. Hanya saja masih terdapat 12 kasus kaki gajah kronis yang ditemukan pada akhir 2023 lalu setelah dilakukan pengambilan sampel secara acak. Pengambilan sampel dilakukan di 30 desa dan kelurahan yang menjadi lokus penyebaran filariasis.

"Masih terdapat 12 kasus penyakit kaki gajah kronis di Bangka Selatan. Sedangkan kalau tidak kronis memang tidak kelihatan untuk penyakit kaki gajah ini," pungkas Agus Pranawa(u1)

Dinkes Jamin Aman
PENYAKIT kaki gajah atau filariasis menjadi skala prioritas untuk dieliminasi oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan. Pasalnya, kaki gajah tak bisa diobati dan meninggalkan kaki bengkak. Oleh karenanya pencegahan penyakit kaki gajah terus dioptimalkan dengan program pemberian obat pencegahan massal (POPM) kepada masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengatakan semua orang berisiko untuk tertular penyakit filariasis. Oleh karena itu, dirinya menjamin obat pencegahan filariasis yang dibagikan kepada masyarakat aman untuk dikonsumsi. Di mana hanya terdapat tiga regimen atau tiga jenis obat yang diberikan kepada masyarakat.

"Obat yang akan diminum masyarakat terbukti aman dan efektif untuk menghindari penularan penyakit kaki gajah," kata Agus Pranawa, Jumat (8/11).

Menurutnya, jumlah obat yang diterima setiap orang berkisar antara dua hingga sembilan tablet, tergantung dengan tinggi badan masing-masing. Terdapat tiga regimen atau jenis obat yang akan dibagikan kepada 201.346 jiwa masyarakat Kabupaten Bangka Selatan kelompok usia 2-70 tahun. Yakni obat IDA atau kombinasi obat yang digunakan dalam POPM filariasis, yaitu ivermectin, dietilkarbamazin, dan albendazol.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved