Kabar Pangkalpinang

Pj Wali Kota Pangkalpinang Budi Boyong Pegawai Pemkot Rapat di TPA

Penjabat (Pj) Wali Kota Pangkalpinang Budi Utama mengajak para pejabat Pemerintah Kota Pangkalpinang rapat evaluasi program pengelolaan sampah.

Editor: Rusaidah
Bangka Pos/Andini Dwi Hasanah
Rapat evaluasi program pengelolaan sampah yang digelar Pemerintah Kota Pangkalpinang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam Kota Pangkalpinang, Jumat (15/11). 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Di tengah tumpukan gunungan sampah dan udara yang dipenuhi aroma menyengat, Penjabat (Pj) Wali Kota Pangkalpinang Budi Utama mengajak para pejabat Pemerintah Kota Pangkalpinang rapat evaluasi program pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam Kota Pangkalpinang, Jumat (15/11). 

Langkah ini sengaja dilakukan Budi sebagai upaya menghadirkan solusi yang nyata bagi permasalahan sampah di Pangkalpinang.
Rapat kali ini tidak seperti biasanya, yang umumnya diadakan di ruang ber-AC. Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang Mie Go, Kepala Dinas PUPR Kota Pangkalpinang Agus Salim, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Pangkalpinang Belly, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Soeharto serta sejumlah pejabat pimpinan tinggi lainnya. 

Budi ingin seluruh instansi yang berhubungan dengan pengelolaan sampah merasakan langsung kondisi di lapangan.

"Memang sengaja saya ajak rapat di sini. Kalau kita ngomongin masalah sampah di ruangan ber-AC, bagaimana mau membayangkan persoalan sesungguhnya. Hari ini saya ingin semua instansi bisa melihat langsung, membayangkan dan mencari solusi terbaik untuk menangani sampah ini,"  ujar Budi kepada awak media, Jumat (15/11).

Budi yang mengakui sudah beberapa kali berkunjung ke TPA Parit Enam, merasa kondisi di lokasi semakin mengkhawatirkan. Gunungan sampah yang awalnya berada cukup jauh dari jalan kini semakin mendekat.
Budi menyebutkan, situasi ini harus segera diatasi, terutama karena TPA Parit Enam sudah mengalami kelebihan kapasitas.

"Rapat sambil mencium bau sampah yang masam ini memang jadi tantangan tersendiri, tapi ini menjadi alarm bagi kita semua untuk segera berbenah. Kondisi di TPA Parit Enam ini sudah overload, sudah tidak layak lagi menampung sampah dari seluruh kota," tegas Budi.

Suasana di TPA Parit Enam tampak padat dengan tumpukan sampah berwarna-warni yang mencapai ketinggian signifikan, memenuhi area TPA hingga mendekati akses jalan. 

Para peserta rapat duduk di kursi yang disediakan di bawah kanopi sederhana, berusaha fokus pada pembahasan meski terpapar langsung dengan bau menyengat dari sampah. Tak sedikit pegawai mengenakan masker sebagai pelindung bau masam sampah tersebut.

Dalam rapat ini, Budi menekankan pentingnya kolaborasi lintas instansi untuk mencari alternatif pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan. 

Ia berharap dengan memahami kondisi langsung di lapangan, setiap instansi terkait dapat lebih serius dan cepat dalam menangani permasalahan sampah yang kian mendesak di Pangkalpinang.

Upaya ini merupakan salah satu langkah konkret Pemkot Pangkalpinang dalam menangani persoalan lingkungan dan Budi berharap langkahnya mengajak pejabat berdiskusi di lokasi akan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya solusi segera. 

Aktifkan Kembali TPS 3R hingga TPST Baru Disiapkan 

Pj Wali Kota Pangkalpinang Budi Utama memimpin rapat evaluasi pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam Kota Pangkalpinang, Jumat (15/11). 

Dalam rapat yang dihadiri berbagai pejabat pemerintah kota, Budi mengumumkan rencana-rencana baru untuk meningkatkan pengelolaan sampah di Kota Pangkalpinang, termasuk kajian manajemen pengelolaan sampah dan usulan Peraturan Daerah (Perda) tentang pengelolaan sampah.

Menurut Budi, langkah awal yang akan dilakukan adalah menyusun kajian manajemen pengelolaan sampah dengan bantuan konsultan. Kajian ini diharapkan memberikan dasar untuk perencanaan pengelolaan sampah yang lebih baik di masa depan. 

Selain itu, Budi berencana mengajukan Perda tentang pengelolaan sampah untuk mendukung regulasi pengelolaan sampah secara terpadu di Pangkalpinang.

Budi menegaskan, bahwa upaya terbaik adalah memulai pengelolaan sampah dari tingkat kelurahan melalui Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang kembali diaktifkan lagi.

"Sampah yang diangkut ke TPA nantinya sudah mengalami pengurangan dari tingkat kelurahan. Kalau TPS 3R aktif, volume sampah yang sampai di TPA bisa berkurang secara signifikan," jelas Budi.

Selain TPS 3R, Budi juga mempertimbangkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di wilayah utara Kecamatan Gerunggang, Pangkalbalam, Gabek. TPST ini diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi penumpukan sampah di TPA Parit Enam yang sudah overload. 

"Jika kita hanya mengandalkan satu tempat di sini, lama-lama akan membludak. Dengan adanya TPST di beberapa lokasi, pengolahan sampah dapat lebih terdistribusi," katanya.

Untuk lebih mendalami strategi pengelolaan sampah, Budi bersama DPRD Kota Pangkalpinang juga merencanakan studi banding ke Banyumas. Kunjungan ini bertujuan mempelajari pengelolaan sampah di daerah tersebut sebagai referensi bagi Pangkalpinang.

Budi mengingatkan bahwa sampah tidak hanya menjadi masalah, tetapi juga potensi ekonomi jika dikelola dengan benar. 

"Sampah ini lahir setiap detik, jadi kita harus mulai mengelolanya dengan serius. Jika bisa dikelola, sampah ini bisa menjadi cuan (penghasilan) bagi kota kita," tegasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pangkalpinang Bartholomeus Soeharto mengapresiasi rapat evaluasi yang diadakan di TPA Parit Enam. 

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat menangani masalah ini sendirian. 

"Kami membutuhkan kolaborasi dengan instansi lain seperti Bappeda dan PUPR. Tahun depan, PUPR akan menyusun feasibility study dan Detailed Engineering Design (DED) untuk TPST. Ini langkah awal untuk meminta bantuan dana dan mencari lahan bagi TPST di Pangkalpinang," kata Soeharto.

Soeharto menambahkan bahwa meski TPST di Gunung Gang dalam tahap rencana, perluasan lahan TPA Parit 6 tetap akan dilakukan untuk menangani overload sementara. 

"Lahan di TPA Parit Enam semakin terbatas, dan sampah tidak bisa menunggu. Maka, perluasan sementara sangat membantu untuk mengurangi beban TPA hingga TPST siap dibangun," ungkapnya.

Soeharto menjelaskan bahwa pembangunan TPST akan memberikan berbagai manfaat bagi Kota Pangkalpinang. TPST akan menjadi fasilitas pengolahan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan, dengan proses daur ulang dan pengolahan yang terintegrasi. 

Hal ini akan mengurangi volume sampah yang dikirim ke TPA serta membantu mengurangi polusi dan dampak lingkungan negatif.

"TPST memungkinkan sampah dikelola sejak di tingkat kelurahan hingga dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan yang bernilai ekonomi, seperti kompos dan energi," tambah Soeharto. 

Dengan optimalisasi pengolahan sampah, ia berharap Pangkalpinang tidak hanya mengurangi beban TPA tetapi juga menghasilkan nilai ekonomi dari sampah. (t2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved