Kabar Pangkalpinang
BPS Babel Catat Deflasi 0,03 Persen di Februari 2025, Sayuran Penyumbang Utama
BPS Bangka Belitung mencatat terjadi deflasi sebesar 0,03 persen secara month-to-month (m-to-m) dan 0,88 persen secara year-to-date (y-t-d).
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Badan Pusat Statisitk (BPS) Bangka Belitung mencatat terjadi deflasi sebesar 0,03 persen secara month-to-month (m-to-m) dan 0,88 persen secara year-to-date (y-t-d) pada Februari 2025.
Kepala BPS Babel Toto Haryanto Silitonga menyatakan, kondisi deflasi ini menunjukkan pergerakan yang cukup baik dibandingkan deflasi pada Januari kemarin yang mencapai 0,85 persen.
"Walaupun terjadi deflasi, kondisi ini cukup bagus. Deflasi 0,03 persen ini mulai bergerak, penurunan harganya tidak setajam Januari. Secara umum, harga barang dan jasa mengalami penurunan. Namun, dengan masuknya bulan suci Ramadan pada Maret, beberapa komoditas seperti beras, cabai, dan telur berpotensi mengalami kenaikan harga," ujar Toto usai kegitan rilis Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (3/3).
BPS mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki andil deflasi sebesar 0,20 persen. Komoditas utama yang menyumbang deflasi pada Februari adalah sayuran, seperti bayam, sawi hijau, dan cabai merah.
Toto menjelaskan, kondisi deflasi ini terjadi karena produksi sayuran segar cukup tinggi, sementara permintaan relatif rendah.
"Sayuran segar harus segera dikonsumsi karena sifatnya yang basah. Sehubung pola konsumsi, serta deman sayuram ini tidak ada jadi harga ini cenderung turun," tuturnya.
Sementara itu secara year-on-year (y-on-y), beberapa komoditas yang turut menyumbang deflasi antara lain tarif dasar listrik (2,15 persen), beras (0,17 persen), dan cabai merah (0,09 persen).
Dari empat kota yang dipantau BPS Babel, terjadi perbedaan tren inflasi dan deflasi. Pangkalpinang dan Belitung Timur tercatat mengalami inflasi, sedangkan Tanjungpandan dan Bangka Barat mengalami deflasi.
Toto menyarankan agar pemerintah daerah memastikan ketersediaan stok bahan pangan, terutama menjelang Ramadan.
"Pemerintah perlu menyiapkan ketersediaan kelompok makanan agar harga tetap stabil di tengah meningkatnya permintaan," tuturnya. (t3)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.