Kabar Belitung

Harga Daging Ayam Ras Anjlok, Wabup Syamsir Cari Solusi Supaya Peternak Lokal Tak Merugi

Harga daging ayam ras di Kabupaten Belitung anjlok selama Ramadan hingga menjelang Idulfitri 2025, bahkan sempat menyentuh angka Rp25 ribu per kg.

Editor: Rusaidah
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
AYAM POTONG - Daging ayam ras potong di lapak pedagang Pasar Tanjungpandan. Komoditas ini menjadi satu di antara penyumbang utama deflasi tahun kalender (year to date) Maret 2025 di Tanjungpandan. 

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Harga daging ayam ras di Kabupaten Belitung anjlok selama Ramadan hingga menjelang Idulfitri 2025, bahkan sempat menyentuh angka Rp25 ribu per kilogram di tingkat konsumen.

Komoditas ini menjadi satu di antara penyumbang utama deflasi tahun kalender (year to date) Maret 2025 di Tanjungpandan.
Kepala BPS Kabupaten Belitung Baiq Kurniawati menyebut, bahwa daging ayam ras bersama ikan kerisi dan angkutan udara menjadi komoditas utama yang mendorong deflasi sebesar 0,67 persen secara tahun kalender.

Harga ayam turun karena stok ayam potong melimpah akibat panen dari peternak lokal.

Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung, Enny Sulistyowati menyatakan, harga ayam cenderung turun selama dua bulan terakhir.

"Normalnya harga ayam sekitar Rp36 ribu-Rp40 ribu per kilogram agar peternak masih untung dan pembeli tidak terbebani. Tapi sejak bulan puasa sampai H-1 Lebaran, harganya turun bahkan sampai Rp25 ribu. Itu artinya di kandang hanya dihargai belasan ribu, pasti rugi," ujar Enny.

Ia menjelaskan, bahwa pihaknya telah menggelar rapat untuk mengatur distribusi DOC (day old chicken) agar pasokan ayam tidak berlebih.

"Hukum pasar tetap berlaku. Kalau ayam ditahan, pakannya mahal. Kalau dijual, harganya murah. Maka bidang peternakan sudah menyusun Peraturan Bupati untuk mengatur pasokan ayam," lanjutnya.

Enny juga menyebut bahwa dibandingkan daerah lain di Indonesia, harga ayam di Belitung adalah yang paling rendah.
Wakil Bupati Belitung Syamsir turut menyoroti kondisi ini.

Ia menyebut bahwa meski harga murah menguntungkan pembeli, namun bisa berdampak buruk bagi kelangsungan usaha peternak.

"Saat Ramadan, saya lihat harga ayam potong sampai Rp28 ribu. Bagus, harganya murah. Tapi pengusaha ayam yang teriak. Ini harus jadi bahan untuk langkah-langkah strategis melindungi pengusaha lokal. Kalau tidak, banyak yang gulung tikar. Karena dengan harga segitu pasti rugi," ujar Syamsir.

Ia memastikan pemerintah akan berupaya menanggulangi kondisi ini dan mulai bergerak pasca lebaran agar peternak lokal tak terus merugi. (del)

 

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved