Berita Bangka Selatan

Pemkab Bangka Selatan Data Wilayah Rawan Bencana

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan memastikan telah memetakan wilayah rawan bencana di daerah itu.

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana dan Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP dan Damkar) Kabupaten Bangka Selatan, Ardiansyah. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan memastikan telah memetakan wilayah rawan bencana di daerah itu. Langkah tersebut sebagai upaya mempermudah akses antisipasi dini bencana alam. Termasuk memberikan edukasi dan informasi akurat kepada masyarakat tentang potensi bencana di wilayahnya, sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko bencana.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana dan Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Bangka Selatan, Ardiansyah menyebut, pihaknya sudah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana di delapan kecamatan yang ada. Upaya itu  sebagai langkah mitigasi awal dalam pencegahan bencana dengan melibatkan unsur masyarakat setempat. Hasilnya hampir semua kecamatan memiliki potensi bencana alam cukup tinggi.

"Kita juga sudah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana alam. Hampir semua kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan memiliki potensi," kata Ardiansyah, Minggu (18/5).

Ardiansyah mengungkapkan proses identifikasi dan pemetaan dilakukan untuk wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap berbagai jenis bencana alam. Seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor hingga kebakaran hutan. 

Pemetaan ini penting untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana dan merencanakan tanggap darurat yang efektif. Pemetaan daerah rawan bencana merupakan bagian penting dari upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. 

Dengan adanya peta rawan bencana, pemerintah, masyarakat dan pihak terkait dapat bekerja sama. Terutama untuk mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana alam. 

Berdasarkan data pemetaan,  hampir di sebagian kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan berpotensi terjadi bencana alam, seperti angin puting beliung, sambaran petir dan banjir. "Umumnya bencana alam yang terjadi pada saat musim penghujan seperti banjir, angin puting beliung dan angin kencang di daerah pesisir," jelas Ardiansyah.

Sementara itu selama triwulan pertama tahun 2025 pihaknya telah menangani  sebanyak 47 kasus bencana alam dan non-bencana alam yang terjadi. Enam kasus di antaranya merupakan bencana alam dan 41 kasus kejadian bencana non-alam. 

Bencana alam yang ditangani yakni angin kencang, sambaran petir dan kejadian puting beliung. Dengan jumlah korban mencapai lima orang, tiga orang meninggal dunia dan dua orang luka berat.

Kemudian untuk kejadian non-bencana alam lebih ke permintaan masyarakat. Misalnya untuk evakuasi hewan liar, pencarian orang hilang sampai pembersihan saluran air di rumah-rumah warga. Dari puluhan kasus bencana alam dan non bencana alam kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. 

Oleh karena itu, dirinya meminta masyarakat untuk lebih waspada akan potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja. "Kami meminta masyarakat menjaga lingkungan tetap bersih. Sehingga potensi bencana alam bisa seminimal mungkin bisa diantisipasi, misalnya seperti banjir," sebutnya. (u1)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved