Berita Pangkalpinang

BPBD Pangkalpinang Ingatkan Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan

Memasuki musim kemarau, Kota Pangkalpinang mulai dihadapkan pada peningkatan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla)

Editor: suhendri
Bangka Pos/Rifqi Nugroho
KEBAKARAN LAHAN IKUT HANGUSKAN MOBIL - Kebakaran lahan di kawasan Kantor Pengujian Kendaraan Bermotor Kota Pangkalpinang, Sabtu (7/9/2024) sore, ikut menghanguskan sejumlah kendaraan roda empat yang memang dalam kondisi tak layak pakai. Kendaraan-kendaraan tersebut merupakan aset Badan Keuangan Daerah Kota Pangkalpinang. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Memasuki musim kemarau, Kota Pangkalpinang mulai dihadapkan pada peningkatan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sebagai langkah antisipasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkalpinang telah menggencarkan imbauan kepada masyarakat melalui berbagai kanal media sosial dan koordinasi dengan RT/RW di wilayah-wilayah rawan karhutla. 

Masyarakat diminta untuk menghindari aktivitas pembakaran sampah, terutama di sekitar lahan kering, serta mengawasi dengan ketat jika memang harus membuka lahan dengan cara membakar.

"Kalaupun membuka lahan untuk bercocok tanam, kami sangat mengimbau agar selalu diawasi. Jangan tinggalkan api dalam kondisi menyala karena risiko perembetan sangat tinggi. BPBD juga siap mendukung pemadaman melalui suplai air untuk damkar apabila terjadi kebakaran," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pangkalpinang, Dedy Revandi, Kamis (31/7/2025).

Ia pun meminta warga agar tidak lengah mengingat cuaca panas diprediksi masih akan berlangsung hingga beberapa pekan ke depan.

Menurut Dedy, kewaspadaan dan peran aktif warga menjadi kunci utama untuk mencegah bencana kebakaran yang bisa merugikan lingkungan, ekonomi, bahkan keselamatan jiwa.

17 titik api                     

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pangkalpinang mencatat, sedikitnya ada tiga daerah rawan titik api di Pangkalpinang, yakni Kecamatan Bukit Intan, Gabek, dan Gerunggang.

Sepanjang tahun 2024 lalu, setidaknya tercatat ada 17 titik api di tiga kecamatan tersebut.

Mayoritas titik api muncul selama periode Agustus hingga Oktober, seiring dengan puncak musim kemarau.

"Di Kecamatan Bukit Intan, tepatnya di Kelurahan Temberan, kami mendeteksi lima titik api pada September 2024 kemarin, dan empat titik pada Oktober. Selain itu, Kelurahan Air Itam mencatat dua titik pada September, sementara Kelurahan Bacang mencatat dua titik pada Agustus," kata Dedy.

Di Kecamatan Gabek, BPBD Kota Pangkalpinang mencatat ada tiga titik api pada tahun lalu.

Satu titik di Kelurahan Jerambah Gantung pada Maret, serta dua titik lainnya kembali muncul pada September.

Di Kecamatan Gerunggang, satu titik api terpantau di Kelurahan Air Kepala Tujuh pada September.

“Potensi kebakaran umumnya dipicu oleh kelalaian manusia, terutama saat membuka lahan untuk pertanian dengan cara dibakar tanpa pengawasan. Praktik ini masih kerap dilakukan, meski memiliki risiko tinggi, terlebih saat kondisi cuaca panas disertai angin kencang,” ujar Dedy.

"Penyebab lainnya adalah kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan ke lahan-lahan kering. Percikan kecil saja bisa berubah menjadi kobaran api yang meluas jika tidak segera ditangani," lanjutnya. 

Tingkatkan kesiapsiagaan 

Sementara itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Pangkalpinang meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi kebakaran, baik di kawasan padat penduduk maupun lahan kering yang rawan terbakar.

Kepala Satpol PP dan Damkar Kota Pangkalpinang, Efran, mengungkapkan, sejumlah wilayah di Pangkalpinang telah diidentifikasi sebagai kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap kebakaran lahan dan permukiman. 

"Wilayah-wilayah seperti Kelurahan Tua Tunu, Temberan, Air Itam, Selindung Baru, Jerambah Gantung, dan Ketapang masuk dalam kategori rawan kebakaran, terutama karena kondisi vegetasi kering dan aktivitas warga yang rentan memicu api," kata Efran kepada Bangka Pos, Kamis (31/7/2025).

Sementara itu, kawasan padat penduduk seperti Kelurahan Pintu Air, Selindung Baru, Tua Tunu Indah, Rawa Bangun, dan Pasir Putih mendapat perhatian khusus.

Sebab, kebakaran di wilayah-wilayah tersebut berisiko lebih besar terhadap keselamatan warga dan kerusakan permukiman.

“Sebagai langkah antisipatif, Damkar Kota Pangkalpinang gencar melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat mengenai bahaya kebakaran serta langkah-langkah pencegahannya,” ujar Efran.

"Tak hanya itu, damkar juga telah membentuk Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) di berbagai titik strategis, sebagai bentuk pelibatan aktif warga dalam penanganan awal kebakaran," katanya.

Untuk menghadapi musim kemarau ini, lanjut Efran, Damkar Pangkalpinang menyiagakan 5 unit mobil pemadam serta 40 personel yang terbagi dalam tiga peleton jaga.

Setiap peleton bertugas selama 1x24 jam secara bergilir setiap hari.

“Dengan pola ini, kita pastikan tidak ada kekosongan layanan dalam penanganan kebakaran di kota ini," ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak seperti PT Pelindo dan PT Timah dalam penyediaan bantuan armada tambahan jika terjadi kebakaran besar yang membutuhkan penanganan lebih masif.

Adapun armada pemadam kini disiagakan di lima titik pos sektor, yakni Pos Induk Girimaya, Pos Sektor Gerunggang (Tampuk Pinang Pura), Pos Sektor Gabek (Terminal Lama/Pinang 1), Pos Sektor Pangkalbalam (Rusunawa), dan Pos Sektor Bukit Intan (Temberan).

"Kami juga membuka layanan pengaduan dan laporan kebakaran selama 24 jam penuh melalui call center damkar di nomor 0811-711-182. Kami pastikan respons cepat setiap kali ada laporan dari masyarakat," tutur Efran. (t2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved