Tribunners

Peluang dan Tantangan SDM Babel dalam Persaingan Lowongan Kerja 2025

Kunci keberhasilan SDM Bangka Belitung terletak pada kemampuan adaptasi dan peningkatan keterampilan secara berkelanjutan.

Editor: suhendri
Dokumentasi Rival Maulana
Rival Maulana - Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung 

Oleh: Rival Maulana - Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung
 
DALAM beberapa tahun terakhir, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan dinamika ketenagakerjaan yang menarik untuk diamati dan diteliti. Pada tahun 2025, persaingan pekerjaan makin ketat, terutama di Kota Pangkalpinang yang juga merupakan pusat aktivitas ekonomi dan birokrasi wilayah.

Fenomena tersebut nyata dirasakan melalui gelaran Job Fair Pangkalpinang 2025 oleh Dinas Tenaga Kerja selama dua hari, 23–24 Juli 2025. Job Fair Pangkalpinang 2025 mencapai hasil yang cukup signifikan, namun juga menunjukkan tantangan besar bagi sumber daya manusia  (SDM) lokal. 

Job Fair Pangkalpinang yang diselenggarakan pada Juli 2025 ini menyediakan 904 lowongan untuk 51 posisi dengan partisipasi 17 perusahaan besar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 501 pencari kerja berhasil terserap, sebanyak 55,9 persen lulusan SMK dan SMA, serta lulusan S1 sebanyak 37,4 persen. 

Menurut data tersebut, pencari kerja didominasi oleh lulusan SMA dan SMK. Hal ini menunjukkan bahwasanya peluang kerja terbuka lebar, namun persaingannya juga sangat ketat sehingga para pencari kerja dan pelamar kerja tidak semudah itu untuk mendapat pekerjaan. Terutama bagi mereka yang baru lulus atau fresh graduate dan belum ada pengalaman kerja sekalipun. Bahkan 74 persen di antaranya memiliki pengalaman kerja dan membuat fresh graduate dan yang belum memiliki pengalaman kerja bekerja lebih keras dalam persaingan dunia kerja.

Tantangan utama yang dihadapi dunia kerja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, utamanya di Kota Pangkalpinang, yaitu rendahnya kompetensi antara kompetensi SDM dengan kebutuhan pasar kerja. Banyak pencari kerja menginginkan posisi tinggi seperti manajer dan supervisor, namun posisi tersebut sangat tinggi untuk digapai, terkhusus bagi pencari kerja yang belum ada pengalaman kerja sedikit pun dan pencari kerja fresh graduate. 

Sementara itu, operasional seperti toko, retail, dan kasir menjadi yang paling banyak diminati dan paling banyak membuka lowongan. Fakta ini menunjukkan ada ketidaksesuaian kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja di lapangan, terutama bagi lulusan menengah ke bawah yang mendominasi pasar kerja lokal.

Tantangan yang juga dihadapi para pencari kerja, khususnya SDM lokal atau pencari kerja lokal, adalah persaingan pencari kerja dari luar daerah. Persaingan seperti ini juga merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para SDM lokal yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Persaingan ketat karena pencari kerja dari luar mungkin memiliki kompetensi yang lebih efektif dan memadai karena adanya pelatihan, pengalaman kerja, serta perbedaan dalam tingkat pendidikan. Tantangan seperti ini menjadikan SDM lokal merasa tidak adanya pengurangan persediaan pasar kerja bagi mereka. Kedatangan pekerja dari luar daerah juga memungkinkan SDM lokal tergeser posisinya sebagai pencari kerja lokal atau SDM lokal.

Di sisi lain, fenomena positif yang perlu diberi penghargaan atau apresiasi adalah partisipasi aktif penyandang disabilitas yang mencapai 7,2 persen pelamar. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan inklusivitas dalam kesempatan kerja di Bangka Belitung, meski masih perlu didukung oleh program pelatihan dan kebijakan yang memadai agar mereka bisa bersaing secara efektif di dunia kerja.

Peluang besar terbuka bagi SDM Bangka Belitung yang ingin meningkatkan kompetensi, mengikuti pelatihan yang terpadu dan efektif, serta menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia industri dan layanan jasa. 

Pemerintah bersama pelaku usaha harus memperkuat kolaborasi kerja sama dalam mengembangkan program pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi guna menghadirkan SDM yang lebih siap dan relevan, sehingga para pencari kerja yang belum memiliki pengalaman kerja serta fresh graduate juga bisa bersaing dengan adanya pelatihan sertifikasi yang disediakan.

Dalam menghadapi persaingan lowongan kerja tahun 2025 dan seterusnya, kunci keberhasilan SDM Bangka Belitung terletak pada kemampuan adaptasi dan peningkatan keterampilan secara berkelanjutan. Hal ini harus menjadi perhatian utama, baik bagi pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat luas agar angka kemiskinan dapat menekan dan perekonomian daerah berkembang pesat dan positif.

Dengan cara tersebut, SDM Bangka Belitung tidak hanya menjadi objek persaingan, tetapi juga pelaku aktif yang mampu berkontribusi dalam pengembangan dan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan inklusif. (*)

 

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved