Berita Bangka Selatan

2026, Bangka Selatan Bidik Ekspor Ikan Nila

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, mulai menatap serius peluang besar ekspor ikan nila.

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, mulai menatap serius peluang besar ekspor ikan nila. Pemerintah daerah kini menyiapkan langkah strategis agar mampu bersaing sebagai daerah penghasil ikan nila unggulan yang bernilai ekspor

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika mengakui, beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan upaya pengembangan budi daya ikan nila. Pembahasan dilakukan bersama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bangka Belitung dan Biro Perencanaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 

Diskusi secara spesifik menyoroti potensi perikanan budi daya, khususnya ikan nila. "Ikan nila saat ini permintaannya di pasar dunia sangat tinggi," kata Risvandika, Sabtu (8/11).

Menurutnya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum memiliki produk ikan nila untuk ekspor. Sementara itu, Kabupaten Bangka Tengah menjadi daerah dengan produksi tertinggi dan dijadikan contoh bagi daerah lain di provinsi ini. 

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi petambak ikan di Kabupaten Bangka Selatan adalah biaya pakan cukup besar. Bahkan menguasai hingga 70 persen dari total biaya produksi. Kondisi ini membuat banyak petambak kesulitan berkembang. 

Ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah untuk mempelajari gerakan pengamanan diri dalam penyediaan pakan. Tujuannya supaya persoalan pakan yang mahal ini bisa diatasi bersama. "Kita akan mempelajari dan mengimplementasikan gerakan pengamanan diri terkait penyediaan pakan," papar Risvandika.

Adapun potensi budi daya ikan nila di Kabupaten Bangka Selatan tergolong tinggi. Sentra-sentra budidaya tersebar di berbagai wilayah, di antaranya Desa Rias, Dusun Limus, Desa Serdang dan Desa Pangkal Buluh. Termasuk beberapa desa di Kecamatan Payung, Kecamatan Simparimba dan Kecamatan Tukak Sadai. "Harapan kita, Bangka Selatan tidak hanya menjadi daerah produksi, tapi juga mampu masuk ke rantai pasok ekspor nasional," ucapnya.

Lewat fasilitas DJPb Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kata Risvandika, Kabupaten Bangka Selatan mendapat akses langsung ke Biro Perencanaan KKP yang membuka peluang bantuan pengembangan budi daya pada tahun 2026.

"Kami akan menyusun proposal dan melakukan pemetaan potensi wilayah yang layak untuk budi daya nila. Langkah ini penting agar Bangka Selatan masuk dalam program bantuan KKP pada tahun 2026," ujar Risvandika(u1)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved