Berita Bangka Selatan
2025, Ada 12 Kasus Baru HIV, Pemkab Bangka Selatan Lakukan Upaya Pencegahan Masif
Lonjakan kasus baru Human Immunodeficiency Virus (HIV) kembali terjadi di Kabupaten Bangka Selatan.
TOBOALI, BABEL NEWS - Lonjakan kasus baru Human Immunodeficiency Virus (HIV) kembali terjadi di Kabupaten Bangka Selatan. Selama sembilan bulan terakhir belasan kasus HIV baru kembali terdata. Kondisi ini tentunya menjadi perhatian serius pemerintah daerah dalam melakukan upaya pencegahan lebih masif.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengatakan, sepanjang Januari hingga September 2025 pihaknya mencatat 12 kasus baru HIV terdeteksi di wilayah tersebut. Dari belasan kasus baru itu, delapan orang kini menjalani pengobatan aktif, sementara empat orang meninggal dunia akibat komplikasi penyakit.
Penambahan kasus ini memperkuat sinyal bahwa penyebaran HIV masih terus terjadi. "Kami menemukan 12 kasus baru selama 2025. Sebagian besar berada pada usia produktif," kata Agus Pranawa, Selasa (4/11).
Menurutnya, secara kumulatif sejak tahun 2010 hingga September 2025 tercatat 83 warga Kabupaten Bangka Selatan terinfeksi HIV. Dari jumlah tersebut 54 orang tengah menjalani pengobatan secara rutin. 14 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia dan 15 orang gagal dipantau atau hilang tindak lanjut.
Adapun penularan kasus HIV baru paling banyak disebabkan oleh hubungan seksual berisiko, terutama lesbian, gay, biseksual dan transgender atau LGBT. Paling rentan terjadi pada kelompok lelaki seks lelaki (LSL). Kategori ini penyumbang kasus paling banyak dan membuat kekhawatiran di tengah masyarakat.
Pemerintah berupaya menekan angka kasus HIV agar tak terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Seperti diketahui praktik seksual yang tidak aman dapat meningkatkan potensi seseorang terpapar HIV. Apalagi dengan bergonta-ganti pasangan.
"Faktor utama penyebab masih didominasi oleh hubungan sesama jenis dan hubungan dengan individu yang sudah terinfeksi HIV," jelasnya.
Sementara itu karakteristik pasien yang terdeteksi di tahun ini mayoritas berasal dari kalangan muda dan usia produktif, yakni 18 tahun ke atas. Meski beberapa kasus juga ditemukan pada anak-anak akibat penularan dari ibu ke anak. Selain penemuan kasus baru, pihaknya turut menghadapi tantangan dalam pemantauan pasien yang sudah terdiagnosis.
Sebanyak 15 penderita HIV dinyatakan gagal follow up karena tidak lagi datang untuk kontrol atau berpindah domisili tanpa informasi. Karena ketika pasien berhenti berobat, risiko penularan ke orang lain akan semakin besar. Dengan kondisi ini, ia memperkirakan angka HIV berpotensi terus meningkat mengingat perilaku seksual menyimpang masih marak di masyarakat.
"Karena dengan kasus ini membuat Kabupaten Bangka Selatan termasuk daerah dengan angka HIV tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung," ucapnya.
Agus Pranawa mengakui, edukasi kepada masyarakat terus dilakukan agar populasi penderita HIV mau memeriksakan diri. Pasalnya, kesadaran masyarakat masih rendah untuk memeriksakan diri dalam deteksi dini HIV. Terutama bagi masyarakat yang melakukan hubungan seksual secara bergonta-ganti pasangan serta berisiko tinggi HIV.
"Pemeriksaan HIV dapat dilakukan secara gratis di Puskesmas maupun rumah sakit dengan identitas dirahasiakan," pungkas Agus Pranawa. (u1)
Langsung Turun ke Lapangan
PEMERINTAH Kabupaten Bangka Selatan terus melakukan upaya dalam menekan penyebaran virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di daerah itu. Caranya dengan strategi yang lebih agresif dan menyentuh langsung masyarakat. Tidak lagi menunggu pasien datang ke fasilitas kesehatan, pemerintah melakukan skrining aktif hingga ke lokasi-lokasi berisiko tinggi, termasuk kawasan lokalisasi dan tempat umum.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa berujar langkah ini menjadi bagian dari strategi baru dalam memperkuat deteksi dini kasus HIV. Termasuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan secara sukarela.
Setiap Puskesmas diwajibkan melakukan kegiatan skrining dan penyuluhan HIV/AIDS dua hingga tiga kali dalam setahun. "Kegiatan ini menyasar berbagai kelompok masyarakat, mulai dari pelajar, pekerja swasta, hingga kelompok berisiko tinggi," kata Agus Pranawa, Selasa (4/11).
| Pemkab Bangka Selatan Gandeng Belitung Timur Kendalikan Inflasi |
|
|---|
| Ribuan Warga Derita Hipertensi, Pemkab Bangka Selatan Gencarkan Cek Kesehatan Gratis |
|
|---|
| Capaian POPM Filariasis Bangka Selatan Baru 77 Persen, Pemkab Naikkan Jumlah Sasaran |
|
|---|
| Innova Oleng Hantam Pikap, Tiga Korban Dilarikan ke Rumah Sakit |
|
|---|
| Realisasi Pupuk Subsidi di Bangka Selatan Tembus 72 Persen |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251017-Kepala-Dinas-Kesehatan-Pengendalian-Penduduk-dan-Keluarga.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.