Berita Bangka Selatan

Ribuan Warga Derita Hipertensi, Pemkab Bangka Selatan Gencarkan Cek Kesehatan Gratis

Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya semakin meningkat.

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
CEK KESEHATAN -- Sejumlah peserta didik ketika mengikuti program CKG di sejumlah SD di Toboali beberapa waktu lalu. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan generasi muda. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya semakin meningkat. Data terbaru menunjukkan, program cek kesehatan gratis (CKG) yang digelar Puskesmas Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, berhasil mencatat capaian hingga 72,94 persen dari total sasaran warga pada akhir Oktober 2025. 

Kepala Puskesmas Toboali, dr Annisa Nur Intan mengatakan, hingga 29 Oktober 2025 tercatat 18.832 warga telah mengikuti program CKG dari target 25.800 jiwa. Peserta berasal dari berbagai kelompok usia, baik masyarakat umum maupun pelajar sekolah. 

Antusiasme ini mencerminkan meningkatnya kepedulian warga terhadap deteksi dini penyakit tidak menular (PTM), seperti hipertensi dan diabetes melitus, yang selama ini menjadi momok kesehatan masyarakat. "Sampai hari ini yang sudah datang untuk memeriksakan diri sudah mencapai 72,94 persen," kata Annisa Nur Intan, Selasa (4/11).

Annisa Nur Intan mengungkapkan dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan menemukan angka yang cukup signifikan. Sebanyak 97,72 persen masyarakat atau sebanyak 6.628 orang peserta dari 6.782 jiwa usia delapan tahun ke atas terdeteksi mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sementara itu, 4.517 orang peserta atau 31,57 persen dari 14.306 orang usia di atas dua tahun diketahui mengidap diabetes melitus.

Menurutnya, temuan ini menjadi sinyal penting bahwa masyarakat Toboali masih menghadapi tantangan besar dalam menjaga pola hidup sehat. Masih banyak warga yang belum menerapkan pola makan seimbang dan aktivitas fisik yang cukup. 

Padahal, dua hal ini menjadi kunci utama mencegah hipertensi dan diabetes. Oleh karena itu, target CKG diharapkan mampu mencapai hingga 100 persen hingga akhir tahun 2025. "Target sebesar 35 persen dari total populasi penduduk itu harus dilakukan CKG atau sebanyak 25.800 jiwa," ujar Annisa Nur Intan.

Melihat tingginya angka temuan kasus, Puskesmas Toboali berkomitmen memperkuat upaya promotif dan preventif di tingkat masyarakat. Beberapa langkah strategis akan dilakukan, antara lain memperluas edukasi perilaku hidup sehat dan meningkatkan skrining faktor risiko penyakit tidak menular. Termasuk memperbanyak kegiatan CKG di wilayah padat penduduk dan di sekolah-sekolah.

Program CKG bukan hanya untuk memeriksa, tapi juga untuk mengedukasi. Pemerintah ingin masyarakat memahami bahwa deteksi dini adalah langkah paling efektif untuk mencegah penyakit kronis. Melalui program CKG, masyarakat Toboali kini memiliki akses lebih mudah untuk mengetahui kondisi kesehatannya tanpa harus mengeluarkan biaya.

"Kita tidak hanya menunggu di Puskesmas tetapi juga melakukan jemput bola. Saat ini masih dilaksanakan CKG di 51 sekolah. Sekarang kami fokus ke SMA dan turun ke organisasi perangkat daerah," ucapnya.

Annisa Nur Intan berharap kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan terus meningkat. Seiring dengan upaya pemerintah daerah menjadikan Kabupaten Bangka Selatan sebagai daerah sehat dan produktif. 

Semakin banyak warga yang sadar pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, maka semakin cepat menekan risiko penyakit kronis di masa depan  "Karena terkendala waktu, ditambah banyaknya penduduk di Kecamatan Toboali. November 2025 ini menjadi waktu terakhir penuntasan kehadiran peserta CKG," pungkas Annisa Nur Intan. (u1)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved