Berita Pangkalpinang

Dunia Pendidikan Bangka Belitung Berduka, Profesor Bustami Rahman Berpulang 

Bustami berpulang di Rumah Sakit Akademik UGM Yogyakarta, Senin (17/11/2025) sekitar pukul 15.23 WIB. 

Editor: suhendri
Bangkapos.com
Prof Dr Bustami Rahman M.Sc., rektor pertama Universitas Bangka Belitung (UBB). 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Kabut duka menyelimuti dunia pendidikan Kepulauan Bangka Belitung. Profesor Bustami Rahman, tokoh pendidikan, dai, mubalig, sekaligus rektor pertama Universitas Bangka Belitung (UBB), wafat akibat sakit yang dideritanya.

Bustami berpulang di Rumah Sakit Akademik UGM Yogyakarta, Senin (17/11/2025) sekitar pukul 15.23 WIB. 

Berpulangnya Bustami menjadi suatu kehilangan besar bagi dunia pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Seperti disampaikan Rektor Universitas Pertiba Pangkalpinang, Suhardi, yang menilai Bustami sebagai sosok penuh dedikasi dan selalu memberikan keteduhan dalam bertutur dengan semua kalangan.

"Kami keluarga besar Universitas Pertiba sangat berduka atas berpulangnya Prof Bustami Rahman. Beliau bukan hanya seorang pemimpin yang inspiratif di Universitas Bangka Belitung, tetapi juga sosok yang penuh dedikasi dan komitmen terhadap pendidikan," ujar Suhardi.

Menurut Suhardi, warisan pemikiran ataupun kontribusi rektor pertama Universitas Bangka Belitung itu akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

"Terlebih, beliau telah berjuang keras dan rela meninggalkan Universitas Jember demi hadirnya Universitas Negeri di Bangka Belitung," ujarnya.

Lebih lanjut, Suhardi berharap keluarga almarhum Bustami diberikan ketabahan, kekuatan, usai meninggalnya tokoh yang meraih gelar profesor pada 2009 tersebut.

"Ya, kita berduka buat beliau dan keluarga. Beliau orang yang baik, semoga almarhum husnul khatimah," katanya. 

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Eddy Iskandar, menyebutkan, wafatnya Profesor Bustami Rahman bukan hanya meninggalkan duka bagi dunia pendidikan, namun juga bagi masyarakat Bangka Belitung.

“Pak Bustami kita kenal beliau selain sebagai tokoh pendidikan, juga sebagai budayawan dan juga orang tualah di Bangka Belitung," kata Eddy.

Dalam beberapa kali pertemuannya dengan Bustami, Eddy mengungkapkan terdapat beberapa pesan yang diucapkan Bustami.

"Sering mengungkapkan bagaimana pandangan-pandangan beliau, tentang pembangunan terutama budayanya jangan ditinggalkan. Kemudian, bagaimana sistem pendidikan kita yang ingin terus ditingkatkan," tuturnya.

Eddy pun berharap masyarakat, khususnya generasi muda, dapat meneladani apa yang telah dilakukan Prof Bustami Rahman.

"Tentu dari pengalaman yang beliau contohkan, beliau torehkan selama hidup, bisa menjadi kenangan yang baik juga menjadi contoh bagi kita semua. Kita doakan semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi Allah Swt," tuturnya.

Dimakamkan di Yogyakarta

RUMAH DUKA - Suasana di kediaman almarhum Prof Bustami Rahman di Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Senin (17/11/2025) malam. Beberapa pelayat datang memberi kekuatan kepada keluarga. Almarhum sendiri akan dimakamkan di Yogyakarta.
RUMAH DUKA - Suasana di kediaman almarhum Prof Bustami Rahman di Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Senin (17/11/2025) malam. Beberapa pelayat datang memberi kekuatan kepada keluarga. Almarhum sendiri akan dimakamkan di Yogyakarta. (Bangka Pos/Andini Dwi Hasanah)

Kepergian Bustami Rahman menyisakan duka mendalam bagi keluarga, kerabat hingga masyarakat yang mengenalnya sebagai sosok sederhana, jujur, dan penuh dedikasi.

Menurut menantu almarhum, Denni, Prof Bustami mulai menjalani pengobatan intensif sejak awal Oktober 2025.

Sebelumnya, pada September, almarhum telah mengetahui adanya pertumbuhan pada kantung kemihnya.

"Beliau memutuskan untuk berobat ke Yogyakarta bersama ibu. Itu sudah dijalani sejak Oktober," kata Denni saat ditemui Bangka Pos di rumah duka di Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Senin (17/11/2025) malam.

Selama menjalani perawatan, Prof Bustami telah dua kali menjalani operasi. Kondisinya bahkan sempat menunjukkan perkembangan menggembirakan.

"Hari ini sebenarnya bapak sudah menunjukkan tren sehat, membaik. Bahkan siangnya kami dapat video beliau mulai belajar berjalan," ujar Denni.

Namun, takdir berkata lain. Denni menceritakan, siang itu Bustami keluar dari kamar mandi dan tiba-tiba pingsan. Beruntung, ia tidak jatuh karena ditahan oleh anak yang menjaganya di rumah sakit.

"Setelah pingsan itu, bapak langsung kritis. Keluarga di Jogja langsung meminta doa dari keluarga di Bangka Belitung," ujar Denni.

Tak lama kemudian, sekitar pukul 15.23 WIB, Bustami dinyatakan meninggal dunia.

Saat ditemui di rumah duka di Desa Balunijuk, Denni tampak berkaca-kaca.

Bersama istrinya, Vindi putri Prof Bustami, keduanya sibuk menyiapkan koper yang tergeletak di ruang tengah, bersiap terbang ke Yogyakarta pada Selasa (18/11/2025) pagi.

Bustami akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Yogyakarta.

Di antara kesedihannya, Denni mengenang banyak hal tentang Bustami.

"Saya sering sekali mengobrol dengan bapak. Banyak bahasan, tentang keluarga, tentang aktivitas harian, sampai pendidikan. Bapak selalu menekankan ke anak-anaknya untuk bekerja rajin dan jujur," tutur Denni.

Ia juga masih ingat betul kedisiplinan  Bustami saat menjabat sebagai Rektor UBB.

"Beliau selalu bilang mobil dinas itu bukan milik keluarga. Kami tidak boleh memakai mobil dinas di luar jam dinas atau tanpa beliau. Disiplin sekali," ujarnya.

Prof Bustami meninggalkan empat orang anak. Dua anaknya berada di Yogyakarta, sedangkan dua lainnya berada di Bangka Belitung.

Kediaman Bustami di Desa Balunijuk terlihat lebih sepi malam itu.

Hanya beberapa pelayat yang datang memberi kekuatan kepada keluarga, mengingat pemakaman akan dilaksanakan di Yogyakarta

"Besok (hari ini–red) pagi kami berangkat. Insyaallah pemakaman dilakukan di Yogyakarta," ujar Denni. (w4/t2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved