Berita Pangkalpinang

Pangkalpinang Fokus Pengembangan Hilirisasi Hasil Panen Kelompok Wanita Tani                    

Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaper) Kota Pangkalpinang memperkuat upaya peningkatan pendapatan kelompok wanita tani (KWT) di daerahnya

Editor: suhendri
IST/Dok. BI Babel
PANEN LELE - Kepala Perwakilan BI Babel Rommy Sariu Tamawiwy (kiri), dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pangkalpinang, Juhaini (kanan), menghadiri kegiatan Panen Bersama Hidroganik Padi-Lele di Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Bulan, Kota Pangkalpinang, Selasa (28/10/2025). 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaper) memperkuat upaya peningkatan pendapatan kelompok wanita tani (KWT) di daerahnya melalui fokus pengembangan hilirisasi hasil panen. 

Tidak hanya mendampingi KWT dalam proses budi daya, Dinas Pangan dan Pertanian Kota Pangkalpinang kini menitikberatkan pembinaan pada pemanfaatan hasil panen menjadi produk olahan bernilai tambah.    

Kepala Bidang Pangan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Pangkalpinang, Yiyi Zilaida Dwitri, mengatakan, pendampingan hilir merupakan langkah strategis agar hasil panen KWT tidak hanya dijual dalam bentuk segar dengan harga rendah, tetapi dapat diolah terlebih dahulu menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.

Salah satu contohnya, daun sirih yang kini berhasil diolah KWT Pandan Wangi menjadi sabun cuci piring bermerek "Bunda Fresh".

"Kalau di bidang ketahanan pangan, sekarang kami fokus di hilirnya KWT. Jadi hasil-hasil dari hulunya, seperti daun sirih, kami dorong untuk dimanfaatkan menjadi produk olahan. Kami bertanggung jawab untuk mengembangkan sisi hilirnya," kata Yiyi kepada Bangka Pos, Kamis (20/11/2025).

"Dengan diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat, hasil panen KWT memiliki nilai tambah. Ini bisa meningkatkan pendapatan anggota KWT maupun KWT secara keseluruhan," ujarnya.

Yiyi menuturkan, untuk memastikan proses hilirisasi berjalan optimal, pihaknya melakukan pembinaan rutin terhadap KWT, terutama dalam aspek pengolahan, pengemasan, dan pengembangan produk.                

Menurutnya, hilirisasi menjadi kunci agar setiap hasil panen tidak berakhir hanya sebagai komoditas mentah.

Produk olahan akan membuka peluang ekonomi lebih besar bagi perempuan-perempuan anggota KWT.

Bantu pemasaran

Dinas Pangan dan Pertanian Kota Pangkalpinang juga berupaya memperluas pasar dengan membantu pendistribusian produk-produk olahan KWT, terutama yang telah memiliki atau sedang dalam proses memperoleh izin edar dan sertifikasi halal. 

"Untuk pemasaran, biasanya kita bantu melalui Gerakan Pangan Murah yang rutin kita lakukan. Selain itu, pemasaran juga berlangsung dari mulut ke mulut dan lewat media sosial," kata Yiyi.

Tidak hanya membantu memasarkan, Dinas Pangan juga turut mendampingi proses perizinan mulai dari izin edar hingga sertifikasi halal agar produk KWT lebih tepercaya dan siap masuk pasar lebih luas.

Lebih lanjut, Yiyi menyebutkan, setiap komoditas pertanian yang diolah kembali, seperti sirih, jahe, kunyit, hingga sayur dan buah hasil panen KWT, berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan yang signifikan.

Dengan hilirisasi yang tepat, harga jual produk bisa naik berlipat-lipat dibandingkan versi segarnya.

"Hasil yang dijual segar mungkin harganya tidak terlalu tinggi. Tetapi ketika diolah menjadi produk bernilai, ini menjadi penghasilan tambahan untuk KWT," ujar Yiyi. (t2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved