IAIN SAS Delegasikan 8 Mahasiswa ke Aceh, Ikuti KKN Melayu Serumpun se-Sumatera

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung mengirim 8 delegasi mahasiswa untuk mengikuti KKN Melayu Serumpun se-Sumatera. Mahasiswa yang mengikuti KKN ke Aceh pada tanggal 21 Juni hingga 30 Juli 2022.

Pelepasan mahasiswa tersebut dilaksanakan di Gedung Terpadu Lantai II IAIN SAS Bangka Belitung.

Program ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTKIN) se-Sumatera.

Untuk tahun 2022 ini, kegiatan dipusatkan di Kabupaten Aceh Jaya dan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh sekaligus sebagai tuan rumah.

Ketua LPPM Dr Suparta mengatakan, KKN ini diikuti 8 mahasiswa dari berbagai fakultas di lingkungan IAIN SAS Bangka Belitung melalui seleksi yang ketat. Mahasiswa yang mewakili kampus dapat berperan aktif menyiapkan konsep program kerja selama KKN dan dapat berkolaborasi dengan baik bersama PTKIN se-Sumatera.

"KKN ini telah dipersiapkan dari beberapa tahun sebelumnya dan Alhamdulillah tahun ini bisa terlaksana dan juga mengucapakan terima kasih kepada Rektor, Wakil Rektor I dan Dekan. Semoga anak-anak kita ini selamat sampai tujuan dan kita pastinya akan mengantar anak-anak langsung ke Aceh dan Insya Allah akan disambut langsung oleh panitia dari UIN Ar-Raniry," kata Suparta dari rilis yang diterima Bangka Pos Group, Jumat (17/6).

Sementara itu Rektor IAIN SAS Bangka Belitung Dr Irawan berharap agar mahasiswa menjaga nama baik lembaga, memahami budaya dan adat istiadat di tempat KKN dan menghargai perbedaan.

"Mahasiswa yang dikirim KKN Melayu Serumpun merupakan duta IAIN SAS Babel sehingga mahasiswa senantiasa menjaga nama baik lembaga. Rektor juga berharap KKN berjalan lancar hingga akhir. Saya harap kegiatan ini berjalan lancar dan para mahasiswa bisa kembali ke Bangka Belitung dengan selamat," ucap Rektor.

Rektor juga berpesan kepada mahasiswa agar selalu bersikap sopan dalam bermasyarakat dan memberikan yang terbaik dari apa yang dimiliki masing-masing peserta. Sebaliknya pelajarilah apa yang terbaik di tempat pengabdian untuk dapat diterapkan setelah kembali ke kampus nantinya.

"Yang terpenting adalah di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Adat istiadat tentu berbeda, maka pelajarilah kebiasaan masyarakat setempat serta pintar-pintarlah membawa diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar," pesan Rektor. (*/t2)