Pemkot Pangkalpinang Pulangkan 35 WPS, Ada yang di Bawah Umur

Pemerintah Kota Pangkalpinang sendiri telah menutup secara permanen lokalisasi Parit Enam maupun Teluk Bayur sejak 2021 lalu.

Editor: suhendri
Bangka Pos/Cepi Marlianto
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pangkalpinang, Eti Fahriaty. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Sebanyak 35 wanita pekerja seks (WPS) yang biasa beroperasi di kawasan eks lokalisasi Parit Enam, Pangkalpinang, dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

Rata-rata mereka berasal dari luar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, paling banyak dari Jawa Barat.

Pemulangan dilakukan oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Minggu (3/7/2022) dan Senin (4/7/2022).

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pangkalpinang, Eti Fahriaty, mengatakan, dari 35 wanita pekerja seks itu, beberapa di antaranya masih di bawah umur, bahkan ada yang baru berusia 14 tahun.

Eti menuturkan, awalnya para WPS tersebut masuk ke Pangkalpinang dengan dalih mencari pekerjaan.

Mereka diiming-imingi bekerja sebagai pengasuh anak, menjaga kafe, hingga rumah makan.

Namun, bukannya mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, mereka malah ditipu menjadi pekerja seks.

"Mereka ditipu karena mencari pekerjaan dari media sosial karena butuh pekerjaan. Tetapi, mereka tidak menyangka untuk dipekerjakan sebagai WPS," kata Eti, Selasa (5/7/2022).

Berangkat dari kasus tersebut, pihaknya terus berupaya mencari solusi untuk mencegah tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Sebab, Eti mengindikasikan ada TPPO yang dimulai dari kasus penipuan kerja.

"Karena berawal dari kasus penipuan pekerjaan yang tidak sesuai, kita menduga sudah ada indikasi (TPPO)," ujar Eti.

Pihaknya mengaku kecolongan atas adanya kasus tersebut.

Menurut Eti, Pemerintah Kota Pangkalpinang sendiri telah menutup secara permanen lokalisasi Parit Enam maupun Teluk Bayur sejak 2021 lalu.

"Setahu saya itu sudah ditutup dan ternyata masih banyak. Kita awalnya merasa aman, tetapi ternyata terkecoh," tuturnya. (u1)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved