Berita Pangkalpinang

10 WPS di Pangkalpinang Dipulangkan ke Kampung Asal

Pemerintah Kota Pangkalpinang kembali memulangkan 10 wanita pekerja seks (WPS) ke daerah asalnya melalui Bandara Depati Amir, Rabu (6/7).

Bangka Pos/Cepi Marlianto
PULANG KE DAERAH ASAL - Pemkot Pangkalpinang saat memulangkan 10 wanita pekerja seks (WPS) ke daerah asalnya melalui Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Rabu (6/7) pagi. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Pemerintah Kota Pangkalpinang kembali memulangkan 10 wanita pekerja seks (WPS) ke daerah asalnya melalui Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Rabu (6/7) pagi. Sebelumnya pada Minggu (3/7), sudah ada puluhan WPS yang dipulangkan sejak terjaring razia di kawasan Parit Enam, Kecamatan Bukit Intan, beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) Pangkalpinang, Eti Fahriaty mengakui, sebanyak 10 WPS ini merupakan sisa dari 35 WPS yang belum sempat dipulangkan. "Hari ini kita memulangkan 10 orang WPS lagi sisa dari 35 orang yang terjaring razia beberapa waktu lalu melalui Bandara Depati Amir," kata Eti.

Eti mengatakan, memang sebelumnya 10 WPS yang dipulangkan hari ini sebelumnya enggan untuk kembali ke daerah asalnya. Hal itu karena WPS tersebut mendapat intimidasi dari pengelola kawasan eks lokalisasi Parit Enam yang masih menghalang-halangi mereka agar tidak pulang.

Seperti yang diketahui, pada tahap pemulangan pertama para WPS juga sempat ada upaya pembatalan dan membuat mereka takut. Oleh sebab itu, supaya mereka merasa aman Eti bahkan menyediakan rumah pribadinya untuk menampung para WPS hingga dipulangkan pada hari ini.

Bahkan dengan pemulangan kloter terakhir ini, pihaknya merasa lega setelah lima hari berturut-turut disibukkan dengan misi kemanusiaan ini.

"Alhamdulillah, pada hari ini saya dan tim PPA beserta instansi terkait dapat bernapas lega setelah lima hari ini menjalankan misi kemanusiaan," jelasnya.

Menurutnya, para WPS tersebut merupakan korban human trafficking atau perdagangan manusia. Awalnya, dijanjikan pekerjaan yang disebar melalui media sosial. Ternyata, pekerjaan tersebut hanya kedok saja, kenyataan mereka dipaksa untuk menjadi pekerja seks.

Diakuinya, berdasarkan komunikasi mendalam dengan para WPS mereka sendiri tidak menginginkan bekerja di sana. Namun karena ditahan dengan berbagai perjanjian, hal itu membuat mereka tak dapat berkutik. Kontrak kerja yang isinya sangat kontradiktif sekali dengan harapan mereka.

Sehingga ada seorang WPS yang tak tahan melapor kejadian itu ke Polres Pangkalpinang. Sampai akhirnya dilakukan razia pada Sabtu (2/7). "Mereka melakukan pekerjaan yang tidak halal ini mulai dari yang tertipu sampai dengan terlanjur jatuh. Yang paling lama sudah satu tahun lebih, sampai ada yang baru dua hari di sini yang benar-benar merasa tertipu dan memberontak," ujarnya.

Kendati demikian, kata Eti, untuk memberantas penyakit masyarakat ini memang dibutuhkan kerja sama semua pihak. Mulai dari masyarakat, aparat penegak hukum hingga pemerintah setempat.

Di mana, perlunya tindakan tegas yang diberikan kepada pengelola Parit Enam, terutama para muncikari yang saat ini berhasil melarikan diri. "Hal itu supaya mereka tidak melakukan rekrutmen kembali, sehingga aktivitas prostitusi di Pangkalpinang dapat benar-benar hilang. Itu berkaca dari pemulangan WPS besar-besaran pada 2021, namun saat ini masih ditemukan WPS kembali," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, ada sebanyak 35 WPS yang dipulangkan ke keluarganya masing-masing di daerah asalnya. Seluruh WPS tersebut sebelumnya terjaring razia yang dilakukan aparat kepolisian bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat. "Total ada 35 orang yang kita pulangkan ke daerah asalnya," kata Eti, Selasa (5/7).

Eti mengungkapkan, pemulangan 35 WPS tersebut sudah dilakukan selama dua hari berturut-turut sejak Minggu (3/7) dan Senin (4/7). Di mana puluhan WPS tersebut dipulangkan ke daerah asalnya melalui jalur laut dari Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang.

Kepulangan mereka juga didampingi beberapa petugas dari kepolisian hingga instansi terkait hingga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Hal itu guna mengantisipasi para WPS tersebut kembali lagi ke Pangkalpinang.

Pasalnya, selama proses pemulangan tersebut para WPS kerap kali dibujuk kembali oleh para pengelola kawasan eks lokalisasi tersebut. "Minggu sore kita pulangkan, bahkan kepulangan mereka tidak langsung aman. Masih ada usaha pembatalan dari pihak Parit Enam," ujar Eti. (u1)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved