Sekolah Ramah Anak Masih Minim, Disdikbud Pangkalpinang Terus Berupaya Benahi Dunia Pendidikan
Penerapan SRA tidak hanya mengandalkan peran dari pihak guru dan sekolah saja, melainkan juga dari siswa, orang tua, serta masyarakat.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Sekolah ramah anak (SRA) di Pangkalpinang masih minim. Dari 235 satuan pendidikan yang ada di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, baru sekitar 87 sekolah atau 37,02 persen yang berstatus SRA.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pangkalpinang, Erwandy, mengatakan, 87 unit SRA tersebut terdiri atas 26 unit taman kanak-kanak dan pendidikan anak usia dini (TK/PAUD), 45 unit SD/sederajat, dan 16 unit SMP/sederajat baik negeri maupun swasta.
Adapun total TK di Pangkalpinang sebanyak 63 unit, kelompok bermain (KB) 14 unit, taman pendidikan Al-Qur'an (TPA) 14 unit, Satuan PAUD Sejenis (SPS) 16 unit, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) 8 unit, sanggar kegiatan belajar (SKB) 1 unit, SD 96 unit, dan SMP/sederajat 30 unit.
"Jadi konsepnya (sekolah ramah anak) ini sudah jalan, sudah running, tinggal kita kembali lagi, kita pertegas lagi," kata Erwandy, Senin (19/9/2022).
Sekadar diketahui, sekolah ramah anak (SRA) bertujuan menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan menyenangkan bagi anak sekolah.
Penerapan SRA tidak hanya mengandalkan peran dari pihak guru dan sekolah saja, melainkan juga dari siswa, orang tua, serta masyarakat.
Terkendala fasilitas
Erwandy menuturkan, ada beberapa kendala yang menyebabkan belum maksimalnya pembentukan SRA di Pangkalpinang.
Di antaranya, terbatasnya fasilitas sekolah, baik di tingkat PAUD/TK, SD, maupun SMP. Ada sekolah yang halamannya sempit sehingga kekurangan taman bermain.
"Untuk mendukung sekolah ramah anak itu bisa semua aspek, yaitu dari fisik maupun yang bukan fisik seperti halnya guru atau pengajar, lingkungan sekolah, pergaulan, dan lainnya. Untuk fisik, seperti bangunan sekolah, taman belajar, taman bermain itu juga menjadi salah satu penentu untuk menjadi sekolah ramah anak," kata Erwandy.
Menurut dia, upaya menciptakan suasana kondusif dan partisipatif memang perlu dilakukan agar peserta didik merasa nyaman.
Faktor penting yang harus diperhatikan pihak sekolah adalah partisipasi aktif anak terhadap berbagai kegiatan yang diprogramkan sesuai kebutuhan.
Erwandy menambahkan, jika suasana tersebut dapat tercipta, kondusivitas lingkungan akan mendukung tumbuh kembang potensi anak karena keleluasaan berekspresi.
"Karena itu dibutuhkan dukungan keluarga dan masyarakat yang sebenarnya menjadi pendidikan terdekat. Lingkungan yang mendukung akan memberi rasa aman dan nyaman bagi anak," ujarnya.
Erwandy mengatakan, pihaknya masih terus berusaha membenahi dunia pendidikan dan menambah SRA di Pangkalpinang.