Kabar Pangkalpinang

Irfan Bertani Sejak di Bangku SMA

Irfandi (27), satu diantara petani milenial di Desa Namang, Bangka Tengah yang  konsisten menekuni bisnis pertanian di bidang holtikultura.

Editor: Rusaidah
Istimewa/Dok. Irfandi
PANEN CABAI - Irfandi saat memanen hasil kebun cabai rawit miliknya. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Keberadaan petani milenial kian mendominasi di Bangka Belitung. Berdasarkan data sensus pertanian yang dilakukan Badan Pusat Statistik Bangka Belitung, jumlah petani milenial dengan rentang usia 19 -39 tahun saat ini juga mendominasi di Bangka Belitung yang tercatat sebanyak 50.143 orang.

Peran petani ini tentunya menjadi bagian penting khususnya dalam meningkatkan hasil produksi pertanian.

Irfandi (27), satu diantara petani milenial di Desa Namang, Bangka Tengah yang  konsisten menekuni bisnis pertanian di bidang holtikultura.

Kurang lebih sudah delapan tahun, sejak masih duduk di bangku SMA dirinya sudah  berkecinpung di bidang pertanian.
Ketertariknya terjun di dunia pertanian ini mengingat akan keuntungan nilai ekonomi yang cukup menggiurkan untuk mencukupi biaya hidup.

"Saya sudah bertani sejak masih duduk di bangku SMA, kebetulan keluarga petani juga. Dari situ kita lihat petani ini menguntungkan. Apalagi ketika harga jual komoditi tinggi, hitungannya menguntungkan dan cukup untuk biaya kehidupan dan untuk belanja barang lainnya," ungkap Irfandi, Rabu (28/2).

Kata dia, dalam satu kali panen, dirinya bisa mendapatkan omzet di kisaran Rp1 juta hingga Rp2 juta tergantung dengan luas lahan dan kondisi hasil panen.

"Alhamdulillah untuk ekonomi masih menguntungkan dari bertani. Kebetulan sekarang saya tanamnya holtikultura seperti tomat, ada juga cabai, terong dan lainnya. Dan setiap seminggu panen. Pokonya rutin tanam, tidak pernah putus. Kalau sudah panen kita lanjut tanam yang baru lagi," ujarnya.

Diakuinya, naiknya harga pupuk dan ancaman penyakit yang kerap menyerang tanaman menjadi kendala para petani saat ini.
Dia yang berkecimpung di bidang pertanian berharap solusi seperti pupuk dan penyakit ini bisa teratasi sehingga banyak para petani yang kembali melirik bisnis pertanian.

"Sekarang ini harga pupuk mahal, banyak tanaman juga yang kena penyakit. Sekarang juga kita menggunakan pupuk semi organik, memang dari segi biaya lebih tinggi sehingga mungkin buat orang kurang tertarik bertani. Tapi selagi perawatan teratur, bisnis pertanian ini memiliki nilai ekonomi yang stabil," ucapnya. (t3)

 

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved