Kabar Belitung

UMKM Olah Lada Jadi Produk Kemasan hingga Parfum

Lada atau masyarakat Belitung akrab mengenalnya dengan nama sahang dalam bahasa lokal menjadi salah satu hasil pertanian unggulan.

Editor: Rusaidah
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Lada Belitung diolah para pelaku UMKM lokal agar semakin punya nilai tambah. 

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Lada atau masyarakat Belitung akrab mengenalnya dengan nama sahang dalam bahasa lokal menjadi salah satu hasil pertanian unggulan. Bahan satu ini memang menjadi bumbu dapur andalan yang menambah cita rasa pedas pada masakan. 

Menjadi hasil pertanian yang punya nilai tersendiri, lada di Belitung juga diolah para pelaku UMKM lokal agar semakin punya nilai tambah.

Olahannya pun terbilang cukup variatif, mulai dari menjadi lada kemasan hingga produk perawatan tubuh.

"Sektor olahan lada memang luar biasa, beberapa UMKM Belitung memang concern di bidang pengolahan lada. Produk lada yang dihasilkan pun bervariasi bukan hanya whole product (produk utuh)," kata Pimpinan PLUT KUMKM Belitung Fita Elyana, Selasa (13/8). 

Di antara UMKM pengolahan lada dengan produk inovatif seperti Billiton Spice, Lada Mascot, dan Lada Murni. Lada yang didapatkan UMKM dari para petani, diolah dalam bentuk butiran atau lada halus siap pakai, serta dikemas dengan kemasan yang menarik.

Lalu ada pula UMKM Pepper Secret yang mengolah lada menjadi produk seperti balsem, parfum, aromaterapi, dan body care. Selain UMKM, ada juga Koperasi Plasma Kacang Butor yang fokus mengolah lada dengan sasaran sampai ke pasaran ekspor.

Produk olahan lada Belitung pun telah menyentuh pasaran dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan di restoran maupun dipasarkan di supermarket. Selain juga menjadi suvenir resmi BUMN, hingga dipasarkan sebagai produk ekspor. 

Fita menambahkan, pembinaan bagi UMKM yang berfokus pada pengolahan lada pun terus dilakukan. Bentuk pembinaan yang diberikan berupa pendampingan perizinan seperti nomor induk berusaha (NIB), sertifikat halal, sertifikat merek, hingga fasilitasi pemenuhan standar Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) untuk produk ekspor. 

"Kami juga ajak kegiatan pameran untuk mempromosikan produk, dijadikan suvenir, termasuk melibatkan dalam business matching. Itulah bentuk pembinaan. Karena lada itu goals-nya ekspor," tuturnya. (del)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved