Kabar Bangka

UBB Tuan Rumah Kuliah Umum Kementerian Luar Negeri

UBB sukses menjadi tuan rumah dalam gelaran kuliah umum yang dilaksanakan serempak di 38 provinsi di Indonesia.

Editor: Rusaidah
Istimewa/Dok. UBB
Kuliah umum yang digagas Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bertempat di Balai Besar Peradaban (BBP) Gedung Rektorat UBB, Selasa (20/8). 

MERAWANG, BABEL NEWS - Universitas Bangka Belitung (UBB) sukses menjadi tuan rumah dalam gelaran kuliah umum yang dilaksanakan serempak di 38 provinsi di Indonesia.

Pelaksanaan kuliah umum yang digagas Kementerian Luar Negeri (Kemlu) ini sekaligus memperingati hari ulang tahunnya ke-79 di Balai Besar Peradaban (BBP) Gedung Rektorat UBB, Selasa (20/8).

Mengusung tema '10 Tahun Perjalanan Diplomasi Indonesia', sebagai keynote speaker disampaikan langsung Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi melalui tapping yang didengarkan di seluruh Indonesia. Kegiatan ini diisi langsung oleh narasumber utama, Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Penny Dewi Harasati serta moderator oleh Novendra Hidayat selaku Dosen Ilmu Politik UBB.

Plt. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Nanang Wahyudin menyampaikan, apresiasi atas kehadiran program Menteri Luar Negeri dan memilih UBB sebagai tempat pelaksanaan kuliah umum ini. 

"Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu menteri dan jajaran yang telah memilih UBB sebagai lokasi kuliah umum. Ini merupakan sebuah kehormatan bagi kami. Universitas kita ini mungkin besar di Bangka Belitung, tapi ketika berbicara dalam konteks internasional, kita perlu banyak belajar. Kesempatan ini sangat berharga bagi mahasiswa untuk memperoleh wawasan global," ujar Nanang dari rilis, Selasa (20/8).

Menurut Nanang, kuliah umum ini adalah langkah awal bagi mahasiswa dalam meraih cita-cita, termasuk peluang untuk berkecimpung di dunia diplomasi. 

"Hari ini teman-teman akan mendapatkan wawasan luas tentang Kementerian Luar Negeri. Ini adalah kesempatan yang baik untuk memahami peran Indonesia dalam tatanan dunia dan bagaimana mahasiswa bisa berkontribusi," tuturnya.

Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi secara online menyampaikan tantangan diplomasi Indonesia ke depan yang semakin kompleks. 

"Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dampak pandemi Covid-19 masih terasa dan persaingan antara negara besar semakin memperburuk situasi global. Selain itu, ketidakpatuhan terhadap hukum internasional terus terjadi, terutama dalam isu Palestina," ujar Retno.

Retno juga mengingatkan pentingnya konsistensi dalammendukung hukum internasional. 

"Jika semua negara menghormati hukum internasional, Palestina sudah merdeka. Namun kenyataannya, rivalitas dan ketidakadilan masih menghalangi solusi dua negara. Indonesia harus tetap berada di sisi sejarah yang benar dengan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina," tegas Retno.

Menurut Retno, meski tantangan semakin besar, Indonesia tetap berkomitmen menjaga prinsip-prinsipnya tanpa tunduk pada tekanan ekonomi yang mengorbankan nilai-nilai dan prinsip dasar. 

"Kita harus berani menjaga komitmen untuk perdamaian dunia sesuai amanat konstitusi tanpa tergoda oleh keuntungan jangka pendek," tegasnya.

Sementara itu, melalui pemaparannya Penny menyampaikan, perlunya perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) selalu menjadi prioritas utama dalam diplomasi luar negeri Indonesia. 

Dalam situasi darurat, Kementerian Luar Negeri telah sukses mengevakuasi lebih dari 18 ribu WNI dari berbagai negara. Selain itu, penanganan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) juga merupakan agenda utama yang terus diperjuangkan untuk melindungi warga negara kita di luar negeri.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved