Kabar Belitung

Satu Pasien Diduga Suspek Cacar Monyet Dapat Perawatan di RSUD Marsidi Judono Belitung

Satu pasien dari Puskesmas Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung diduga suspek penyakit Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet, Senin (2/9).

Editor: Rusaidah
zoom-inlihat foto Satu Pasien Diduga Suspek Cacar Monyet Dapat Perawatan di RSUD Marsidi Judono Belitung
Istimewa/Dok. Puskesmas Badau
Tim Puskesmas Badau bersama Dinkes Kabupaten dan Provinsi Babel melakukan pemeriksaan terhadap pasien terduga menderita penyakit Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet.

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Satu pasien dari Puskesmas Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung diduga suspek penyakit Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet, Senin (2/9).

Pasien laki-laki berusia 23 tahun itu mengalami gejala mirip dengan cacar monyet seperti ruam gatal hampir di sekujur tubuh dari wajah, dada, perut, telapak tangan, kaki bahkan area genital.

Ditambah demam yang tidak terlalu tinggi, ngilu dan meriang serta pembengkakan di kelenjar leher. 

"Ini memang belum terkonfirmasi Mpox karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang. Kesimpulan kami di awal itu kemungkinan gejala yang diakibatkan infeksi virus atau bakteri," ujar Kepala Puskesmas Badau dr Jubel TH Gultom kepada posbelitung.co.

Ia menjelaskan, setelah menerima pasien tersebut, pihak Puskesmas Badau langsung memastikan penyebab penyakit tersebut. Terlebih Kemenkes juga telah mengeluarkan edaran terkait penyebaran kasus Mpox di Indonesia.

Tim puskesmas akhirnya melakukan survailans aktif di kediaman pasien yang berada di barak perumahan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Tim menanyakan kontak pasien sebelum tertular sampai pada riwayat perjalanannya.

"Rupanya pasien ini sudah 8 bulan di sini dari Lombok dan tidak pernah kemana-kemana (luar kota)," katanya.

Kemudian tim puskesmas berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung hingga Provinsi Kepulauan Babel sesuai mekanismenya.

Akhirnya berdasarkan koordinasi tim dinkes kabupaten dan provinsi dilakukanlah pemeriksaan PCR oleh dr Lingnawati dari Labkesmas Provinsi Bangka Belitung untuk tujuan memastikan diagnosa. 

"Kami ambil spesimennya baik dari ruam maupun darahnya untuk dikirimkan ke Laboratorium Khusus Rujukan Wilayah Sumatera Bagian Selatan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang," katanya.

Di sisi lain, Gultom menyatakan sudah berkoordinasi dan berkonsultasi melalui telekonsultasi  dan video call dengan dokter spesialis kulit dr Shinta di RSUD Sukarno Provinsi Babel terkait pasien tersebut. 

Gultom berharap penyakit tersebut bukan Mpox. Namun begitupun puskesmas harus tetap siaga untuk mencegah kondisi memburuk

"Karena itu tugas kami sebagai upaya promotif dan preventif serta survailans secara terus menerus," katanya.

Gultom menambahkan, bahwa sebelumnya pasien sudah diisolasi secara mandiri di barak perusahaan. Tetapi karena ruam di mulut mengakibatkan pasien kesakitan saat makan dan tidak adanya keluarga yang merawat dan membantu menyediakan kebutuhan makan minum. Sementara teman sebarak kerja, maka dirujuk ke RSUD setelah sebelumnya berkoordinasi dengan direktur RSUD dan dokter di UGD. 

"Kemarin kami bersama tim langsung membawa pasien ke RSUD dan sudah serah terima," katanya. 

Tunggu Hasil Lab Kesehatan Palembang

Pasien yang diduga suspek penyakit Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet masih mendapat perawatan di RSUD Marsidi Judono, Belitung. 
Kabid Pelayanan RSUD Marsidi Judono drg Ardhi Mirsa Ekaputra mengatakan, pasien tiba sekitar 14.00 WIB pada Rabu (4/9). 

Menurutnya, kondisi pasien stabil dan dirawat di ruang isolasi terpisah dengan pasien lainnya. 

"Untuk kasus ini belum bisa dipastikan positif Mpox, kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang," ujar Ardhi kepada posbelitung.co pada Kamis (5/9). 

Ardhi menjelaskan, pada umumnya, gejala Mpox bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu.

Namun pada beberapa kasus, dapat menyebabkan komplikasi dan kematian terutama untuk kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil dan orang dengan gangguan sistem imun. 

Gejalanya sendiri ditandai dengan munculnya ruam dengan lepuhan di wajah, tangan, kaki, mata, mulut dan atau alat kelamin. Ditambah pembengkakan di kelenjar getah bening seperti di leher, ketiak atau selangkangan. Kemudian disertai demam, sakit kepala, nyeri otot dan lemas. 

"Kasus suspek merujuk pada individu yang diduga terinfeksi berdasarkan gejala klinis yang mereka alami atau faktor risiko yang dia miliki. Gejala klinis yang dapat muncul beragam, tergantung infeksi apa yang diidap pasien," katanya. 

Ia berharap wabah Mpox tidak tersebar di wilayah Belitung. Meskipun demikian, masyarakat juga diminta terus menjaga pola hidup sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (dol)

 

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved