Kabar Pangkalpinang
Ancaman Gagal Panen Berkurang, DPKP Babel Sebut Berkat Pompanisasi Lahan Sawah Pertanian
DPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memprediksi ancaman gagal panen lahan sawah pertanian akibat kekeringan lahan di Babel tidak signifikan.
PANGKALPINANG,BABEL NEWS - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memprediksi ancaman gagal panen lahan sawah pertanian akibat kekeringan lahan di Babel tidak signifikan di tahun ini.
Berdasarkam data pada 2023 lalu, sekitar 120 hingga 200 hektare (Ha) lahan sawah di Babel terancam gagal panen akibat kekeringan dampak fenomena El Nino.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Babel Edi Rumdoni menyebut, rendahnya ancaman gagal panen pada tahun ini berkat upaya pompanisasi yang telah diterapkan untuk menangani ancaman kekeringan terhadap lahan sawah pertanian tersebut.
"Menurut laporan kondisi kekeringan ini tidak terlalu signifikan. Belitung hanya 2,4 hektare (Ha), kemudian Bangka Selatan ada namun tidak banyak melaporkan dan sudah diselesaikan dengan pompanisasi," kata Edi, Rabu (11/9).
Dia menuturkan, DPKP Babel berkali-kali berkoordinasi dengan dinas terkait di pemerintah kabupaten/kota untuk menyelesaikan kondisi kekeringan saat ini sehingga ancaman kekeringan lahan sawah pertanian di Babel tahun ini berkurang.
Edi menambahkan, laporan dari enam kabupaten di Babel tidak terlalu signifikan lahan sawah yang terdampak kekeringan karena sudah diatasi dengan pompanisasi.
"Tapi sebaliknya nanti, kalau ada laporan di lapangan kita akan akomodir apakah memang kondisi sebenarnya, sampai dengan saat ini tidak terdampak," ucapnya.
Selain pompanisasi, DPKP Babel juga mendapatkan dukungan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) yang menyediakan bahan bakar untuk pompa. Meskipun hujan diperkirakan akan segera datang, DPKP Babel tetap melakukan pemantauan ketat untuk memastikan ketahanan pangan, terutama pada tanaman padi yang menjadi prioritas utama.
"Jadi kita ada bantuan pompanisasi, bahkan Balai Wilayah Sungai (BWS) itu bantu bahan bakar, jadi Insya Allah tidak terlalu bermasalah dan ini mudah-mudahan hujan mulai ada. Tetapi kami terus memantau karena kami ada balai yang terus memantau dan ada grup para kadis (pertanian) untuk melaporkan bagaimana ketahanan pangan khususnya pokok padi yang sedang digenjot," tambahnya.
Sementara itu Dinas Koperasi, Perdagangan dan UMKM Kota Pangkalpinang memastikan ketersediaan bahan pokok di kota tetap aman meskipun memasuki musim kemarau.
Kepala Dinas Dinas Koperasi, Perdagangan dan UMKM Kota Pangkalpinang Andika Saputra mengungkap, sejauh ini stok bahan pokok seperti beras, bumbu dapur dan lainnya berada dalam kondisi normal.
"Stok bahan pokok masih normal dan terkendali. Namun, kedatangannya agak sedikit terlambat karena gelombang air laut yang cukup besar saat ini," ujar Andika, Kamis (12/9).
Menurut Andika, saat ini sekitar 85,2 persen bahan pokok masih dijual dengan harga yang stabil. Sementara itu 7,4 persen bahan pokok mengalami penurunan harga yang tidak signifikan, seperti cabai merah besar dan cabai merah keriting. Sebaliknya, ada juga 7,4 persen bahan pokok yang mengalami kenaikan harga tidak signifikan seperti ikan kembung yang naik menjadi Rp1.667 per kilogram dan ikan tongkol yang naik menjadi Rp667 per kilogram.
Dinas Koperasi, Perdagangan dan UMKM Kota Pangkalpinang akan terus memantau situasi harga dan ketersediaan bahan pokok untuk memastikan stabilitas pasar selama musim kemarau.
Tak dipungkiri Andika, naiknya harga bahan pokok ini sangat berpengaruh dengan faktor cuaca dan permintaan masyarakat.
"Harga bahan pokok ini tergantung dengan kondisi dengan cuaca karena ini berpengaruh terhadap hasil panen," tuturnya. (t3)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.