Berita Pangkalpinang

Antisipasi Kasus Cacar Monyet di Bangka Belitung, Dinkes Pasang Deteksi Tubuh

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memastikan, hingga saat ini, belum menemukan indikasi kasus monkeypox di wilayahnya.

Straitstime.com
Virus cacar monyet atau monkeypox yang kini bermutasi dan mudah menular 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memastikan, hingga saat ini, belum menemukan indikasi kasus monkeypox pada masyarakat di wilayahnya. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, Kamis (19/9). 

Andri menjelaskan, gejala monkeypox yang perlu diwaspadai, yaitu munculnya ruam di kulit yang mirip dengan cacar air, tetapi lebih banyak muncul di wajah dan dapat menimbulkan keropeng atau krusta. "Gejala monkeypox ini berupa ruam yang menyerang kulit, seperti benjolan berisi air, dan dapat menular melalui sentuhan langsung," ujar Andri.

Meskipun belum ada kasus yang terkonfirmasi, Dinas Kesehatan tetap melakukan upaya pencegahan yang bekerja sama dengan Balai Karantina Kesehatan. Yakni turut memasang alat untuk mendeteksi suhu tubuh di bandara dan pelabuhan. 

Dengan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan, diharapkan masyarakat dapat lebih terlindungi dari potensi penularan penyakit ini. "Monkeypox ini menularnya gak mudah, gak lewat udara. Lewat sentuhan langsung. Jika ada orang yang menunjukkan gejala demam, kami akan memberikan edukasi, dan jika perlu penanganan khusus kita isolasi," jelasnya.

Pihaknya berkomitmen untuk terus memantau situasi dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. "Untuk masyarakat tetap menjaga kesehatan, cuci tangan sebelum makan, tidak bergaul atau kontak erat dengan orang yang memiliki gejala demam atau ruam di kulit," katanya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pasien di Kabupaten Belitung yang menjadi suspek cacar monyet atau monkeypox (Mpox) terkonfirmasi negatif. Hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang, Sumatera Selatan.

"Hasilnya negatif. Hari ini (pasien, red) masih di rumah sakit, masih dilakukan penanganan penyakit kulit oleh tenaga medis," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Suksesyadi, Jumat (6/9). 

Menurutnya, untuk mengantisipasi adanya dugaan cacar monyet di Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, pihaknya sudah memerintahkan Puskesmas Badau untuk melakukan surveilans berkelanjutan. Hasil surveilans akan menjadi dasar untuk memastikan kemungkinan adanya penyebaran Mpox di wilayah tersebut. 

Hal senada disampaikan Direktur RSUD Marsidi Judono, dr Ratih Lestari Utami MMR. Ia mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan sampel laboratorium BBLK Palembang, pasien asal Kecamatan Badau yang dirawat ternyata negatif Monkeypox (Mpox). 

Namun, sementara ini pasien tersebut masih dalam perawatan dokter di RSUD Mardisi Judono. "Alhamdulillah hasilnya negatif. Untuk saat ini masih dirawat, indikasi pulangnya tergantung dokter yang merawat," ujar Ratih.

Ia menjelaskan diagnosa awal terhadap pasien laki-laki berusia 23 tahun tersebut yaitu Eritema multiformis. Eritema multiformis adalah salah satu jenis reaksi hipersensitivitas. Reaksi tersebut terjadi ketika kekebalan tubuh bereaksi keliru atau berlebihan terhadap paparan bahan atau kondisi tertentu.

Penyebab utama eritema multiformis belum bisa dipastikan. Meski begitu, kondisi ini umumnya dipicu oleh infeksi virus bakteri, obat-obatan, atau paparan bahan kimia tertentu. "Dari awal memang itu diagnosanya. Cuman kalau diganosa itu tetap ada beberapa diagnosis banding yang harus dipikirkan termasuk Mpox dan Alhamdulillah Mpox-nya negatif," kata Ratih. 

Sebelumnya, RSUD menerima pasien laki-laki berusia 23 tahun dari Puskesmas Badau yang diduga suspek Mpox pada Rabu (4/9) lalu. Pasien diduga suspek Mpox itu mengalami gejala yang mirip seperti ruam hampir di seluruh bagian tubuh. 

Kemudian, tim dari puskesmas, Dinkes Kabupaten Belitung dan Provinsi Kepulauan Babel langsung turun ke lapangan melakukan survailans. (t3)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved