Kabar Pangkalpinang

60 Persen UMKM Melek Digital, Diskopdag dan UMKM Dorong Pelaku Usaha Manfaatkan Digitalisasi

Diskopdag dan UMKM Kota Pangkalpinang mencatat hampir 60 persen pelaku usaha di Pangkalpinang telah memanfaatkan teknologi digital atau melek digital.

Editor: Rusaidah
Bangka Pos/Sela Agustika
Pembeli saat melakukan pembayaran melalui aplikasi QRIS atau transaksi non-tunai sebagai upaya digitalisasi yang diterapkan pelaku UMKM, Selasa (17/9). 

Dwi, satu di antara pekau UMKM minuman di Pangkalpinang merasakan dampak baik dengan hadirnya inovasi-inovasi digital saat ini dalam mengembangkan usaha.

Dia menyebut, sejak tahun 2021 memulai usaha, dirinya telah memanfaatkan media sosial sebagai ajang promosi produk usaha agar dikenal luas.

"Kalau saya sejak buka usaha sudah pakai media sosial seperti Instagram dan juga Tiktok untuk promosi, namun untuk platform memang belum karena saya jual minuman. Tapi saya rasa memang medsos ini memberikan dampak bagus, karena dengan promosi jangakauan mssyarakat lebih luas yang tau produk kita," ungkap Dwi, Rabu (18/9).

Menurutnya, digitalisasi juga membantu UMKM dalam mengakses informasi pasar yang lebih akurat sehingga mereka dapat membuat keputusan bisnis yang lebih strategis. 

Selain memanfaatkan media promosi, Dwi juga menyediakan pembayaran QRIS yang turut mempermudah transaksi menjadi lebih cepat dan efisien. 

"Sekarang memang masih banyak yang bayar langsung, tapi banyak juga yang beralih ke QRIS. Menurut saya pribadi QRIS ini sangat meminimalisir kesalahan dan sangat efektif sekali," ujarnya.

Pemanfaatan digitalisasi ini juga masif dimanfaatkan oleh Perajin Batik Pangkalpinang, Yundarti. 

Dia mengungkap, brand Batik Melayu Pinang Sirih ini juga telah dikenal masyarakat luas dengan hadirnya media sosial.

"Kita promosi ini aktif di Instagram dan Facebook Batik Melayu Pinang Sirih, dari sini sangat membantu sekali promosi. Apalagi dengan adanya event pemerintah dan acara resmi yang nge- tag ke kita," ucapnya.

Yundarti menyebut, Batik Melayu Pinang Sirih dengan menyajikan hampir 20 motif khas Bangka Belitung telah diaplikasikan menjadi sebuah karya dalam kain batik.

Tak dipungkirinya hadirnya digitalisasi saat ini, turut mendukung pemasaran produk Batik Melayu Pinang Sirih yang tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tetapi juga masyarakat dari luar daerah. (t3)

 

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved