Berita Bangka Selatan

Ajak Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat, Bangka Selatan Nihil Kasus Monkeypox

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan memastikan, belum menemukan kasus penyakit cacar monyet atau monkeypox di daerahnya.

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB), Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan memastikan, belum menemukan kasus penyakit cacar monyet atau monkeypox di daerahnya. Hal tersebut setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat 88 kasus cacar monyet ditemukan di Indonesia per Agustus 2024. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB), Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengatakan, penyakit cacar monyet atau monkeypox telah menjadi perhatian sejak terdeteksi masuk ke Indonesia. Di Indonesia tercatat sudah terdapat 88 kasus cacar monyet ditemukan di enam provinsi. Sementara itu untuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Bangka Selatan belum ditemukan kasus cacar monyet.

"Untuk di Bangka Belitung belum ditemukan, mungkin di beberapa kabupaten kota lain ada suspek monkeypox. Namun di Kabupaten Bangka Selatan belum ditemukan," kata Slamet Wahidin, Sabtu (28/9).

Slamet Wahidin memaparkan cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Penularan penyakit ini melalui binatang atau zoonosis tetapi gejalanya lebih ringan dan juga bisa menular antar manusia ke manusia lain. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet, dan tikus yang terinfeksi virus monkeypox. Sekilas, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air.

"Monkeypox disebabkan oleh virus sama dengan cacar, bedanya monkeypox sedikit lebih serius dibandingkan cacar pada biasanya," jelas Slamet Wahidin.

Monkeypox lanjut dia adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri. Pengobatan yang secara spesifik untuk cacar monyet juga belum ada. Diakui dia penyakit monkeypox bisa sembuh sendirinya dengan masa inkubasi mencapai lima sampai 21 hari. 

Maka dari itu, hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus, terutama hewan buas, tikus, primata, hewan yang sakit, atau yang ditemukan mati. Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi.

"Namun monkeypox jika tidak dilaksanakan tatalaksana serius dapat menyebabkan infeksi cukup parah. Ini yang kita khawatirkan dapat menyebabkan kematian," ucapnya.

Guna mengantisipasi monkeypox, pihaknya meminta masyarakat guna menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pemerintah mengimbau bila ada anggota keluarga menderita cacar segera dibawa ke Puskesmas ataupun rumah sakit.

"Setelah berobat karantina diri sendiri sampai sembuh, terakhir PHBS dan tidak melakukan kontak dengan orang lain," pungkas Slamet Wahidin

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, mulai bersiaga terhadap penyebaran virus cacar monyet atau monkeypox. "Surat edaran juga sudah disebar ke puskesmas. Mereka kami minta jika menemukan pasien dengan kasus cacar, karena takutnya ini adalah kasus monkeypox," kata Slamet Wahidin.

Menurutnya kesiapan sarana dan prasarana kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit telah dilaksanakan sebagaimana ketentuan yang berlaku. Di mana penanganan monkeypox diklaim tak jauh berbeda dibandingkan dengan penanganan saat pandemi Covid-19 beberapa tahun terakhir. Jika ditemukan kasus cacar monyet pihaknya akan melakukan surveilans dan penyelidikan epidemiologi. Kemudian langsung koordinasi dan pengambilan sampel untuk pemeriksaan.

Tidak hanya itu rumah sakit serta puskesmas telah diminta guna menyediakan ruang isolasi khusus bagi penderita cacar. Karena penderita monkeypox harus dikarantina secara mandiri atau diisolasi di rumah sakit apabila membutuhkan perawatan. Meski monkeypox tak jauh berbeda dengan cacar biasa, jika tidak dilaksanakan tatalaksana serius dapat menyebabkan infeksi cukup parah dan khawatirkan dapat menyebabkan kematian.

"Kita juga telah menyediakan ruangan isolasi cacar di rumah sakit. Kita akan melakukan penyelidikan epidemiologi kontak pasien dengan siapa saja," jelasnya.

Ia pun meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini. Apabila masyarakat mengalami gejala demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, serta ruam yang berkembang menjadi bintik merah melepuh yang berisi carian agar segera berobat ke fasyankes terdekat. 

"Sama seperti penanganan Covid-19, seluruh puskesmas dan rumah sakit sudah siap untuk melakukan tatalaksana pada penderita monkeypox. Nantinya jika ada pasien membutuhkan rawat inap kita akan lakukan isolasi," ujarnya. (u1)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved