Berita Bangka Selatan

Pemkab Bangka Selatan Ajak Masyarakat Sukseskan Program POPM, Slamet: Bunuh Cacing Filariasis

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan meminta masyarakat untuk turut mensukseskan program pemberian obat pencegahan massal alias POPM.

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan meminta masyarakat untuk turut mensukseskan program pemberian obat pencegahan massal alias POPM. Program tersebut bukan hanya untuk mengeliminasi kasus filariasis atau kaki gajah, melainkan pencegahan kasus cacingan pada anak-anak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengatakan, mulai bulan Agustus hingga Desember 2025, pihaknya membagikan obat filariasis secara gratis. Seluruh masyarakat tanpa terkecuali akan mendapatkan obat yang menjadi program POPM

Pembagian akan dilakukan oleh petugas kesehatan dari masing-masing pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di delapan kecamatan. "Pemberian obat akan membunuh cacing filariasis atau penyebab penyakit kaki gajah yang ada di dalam tubuh kita," kata Slamet Wahidin, Selasa (26/8).

Menurutnya, POPM tidak hanya efektif untuk mencegah dan mengendalikan penyakit filariasis namun juga penyakit akibat cacing lainnya. POPM filariasis mempunyai manfaat ganda, selain dapat mematikan atau memandulkan cacing filaria dewasa, juga dapat mematikan cacing perut lainnya. 

"Kita ketahui ada kasus viral anak-anak meninggal akibat cacingan. Dengan ada pembagian obat cacing massal semoga manfaatnya bisa diambil oleh masyarakat untuk meminum obat filariasis," ujar Slamet Wahidin.

Diakuinya, terdapat 201.346 jiwa penduduk menjadi sasaran program POPM. Mereka terdiri dari rentang usia 2-70 tahun, tanpa terkecuali. Langkah ini merupakan intervensi spesifik dalam penanggulangan kaki gajah. 

Sementara POPM filariasis dilaksanakan sebanyak satu kali dalam satu tahun secara dua tahun berturut-turut. Dirinya menjamin obat pencegahan filariasis yang dibagikan kepada masyarakat aman untuk dikonsumsi. 

"Obat ini aman untuk diminum sementara bagi masyarakat yang memiliki penyakit serius bisa menunda atau bisa melakukan pemeriksaan di puskesmas," jelasnya.

Slamet Wahidin memastikan semua orang berisiko untuk tertular penyakit filariasis. Terpenting masyarakat harus menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat. Program POPM tetap dilakukan apabila didapatkan satu persen dari total sampel yang dilakukan positif terdapat cacing filariasis

Deteksi penyakit kaki gajah hanya bisa dilakukan secara mikroskopis dengan pengambilan sampel darah malam hari. "Karena pemeriksaan ini cukup mahal tidak bisa dilakukan untuk seluruh masyarakat hanya dilakukan uji sampel," katanya. (u1)

Kasus Tak Bertambah
PEMERINTAH Kabupaten Bangka Selatan memastikan kasus penyakit filariasis alias kaki gajah di daerah itu tak bertambah. Upaya pencegahan masih terus dilakukan guna meminimalisir penyebaran penyakit tersebut. Termasuk pengobatan massal dan pencegahan gigitan nyamuk. Targetnya Kabupaten Bangka Selatan dapat dinyatakan bebas filariasis.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengatakan selama hampir satu tahun terakhir kasus penyakit kaki gajah tidak bertambah. Hingga kini masih 12 orang penderita penyakit filariasis kronis tersebar di empat kecamatan. Oleh karenanya, eliminasi penyakit filariasis terus dilakukan guna mencegah peningkatan jumlah kasus.

"Di Kabupaten Bangka Selatan pengidap kaki gajah kronis itu ada 12 kasus. Terdata dari akhir tahun 2024 sampai dengan sekarang," kata Slamet Wahidin, Selasa (26/8).

Slamet Wahidin menjelaskan sebaran kasus filariasis paling banyak berada di Kecamatan Payung dengan total delapan kasus. Tersebar di empat wilayah yakni Desa Ranggung, Desa Bedengung, Desa Irat dan Desa Paku. Disusul dua kasus di Desa Batu Betumpang, Kecamatan Pulau Besar. Kemudian masing-masing satu kasus di Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba dan Desa Tukak, Kecamatan Tukak Sadai.

Menurutnya, penyakit kaki gajah tidak dapat disembuhkan total jika sudah menyebabkan pembengkakan kronis dan perubahan kulit yang signifikan. Akan tetapi, penyakit ini bisa dikendalikan dan dicegah dengan minum obat antiparasit yang diresepkan dokter. "Untuk penderita penyakit kaki gajah yang kronis tidak bisa disembuhkan. Jadi kita targetkan eliminasi filariasis," jelas Slamet Wahidin(u1)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved