Yayasan dan SPPG Beda Pernyataan Soal Renovasi Dapur Umum MBG di Belitung

Pihak yayasan mitra pelaksana menyebut bahwa proses renovasi telah rampung dan dapur siap digunakan.

Editor: suhendri
Pos Belitung/Adelina Nurmalitasari
DAPUR MBG - Perwakilan yayasan mitra Badan Gizi Nasional (BGN), Maulana, menunjukkan kondisi dapur tempat masak pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur umum kepada awak media dan perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Jumat (18/7/2025). Dapur umum ini berlokasi di Jalan Akil Ali, Kelurahan Pangkallalang, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung. 

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Operasional dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jalan Akil Ali, Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, telah dihentikan sejak sekitar dua bulan lalu untuk keperluan renovasi, dan belum beroperasi kembali hingga Juli 2025 ini.

Pihak yayasan mitra pelaksana menyebut bahwa proses renovasi telah rampung dan dapur siap digunakan.

Namun, hal berbeda disampaikan Satuan Pendidikan Penyelenggara Gizi (SPPG) Kabupaten Belitung yang menyatakan renovasi belum sesuai standar teknis yang disyaratkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Maulana, perwakilan yayasan mitra BGN, mengatakan, perbaikan fisik dan perlengkapan dapur telah diselesaikan sejak 11 Juli.

Ia menyebut, semua catatan hasil pertemuan dengan pihak eksternal dan BGN pada 8 Juli telah ditindaklanjuti.

"Sudah," jawab Maulana ketika ditanya apakah renovasi dapur sudah 100 persen saat Pos Belitung melihat langsung area dapur, Jumat (18/7/2025).

Maulana menyebutkan, para tukang bahkan telah berhenti bekerja sejak 10 Juli karena seluruh pekerjaan sudah rampung. Menurutnya, dapur sudah bisa beroperasi kembali.

Ketika ditanya kapan dapur akan kembali beroperasi, Maulana menyatakan bahwa operasional dapur tergantung dari pihak BGN dan tinggal pengajuan proposal.

“Kami sejak awal sudah profesional, dan selalu melakukan perbaikan-perbaikan. Di akhir kita libur ada surat pemberhentian bahwa diminta renovasi, ada beberapa poin untuk dilengkapi, sudah kami lengkapi dari poin tersebut sesuai permintaan tersebut,” ujar Maulana.

Namun, Kepala SPPG Belitung Enggit Clara menegaskan bahwa hasil pemantauan tim menunjukkan dapur tersebut belum memenuhi sejumlah standar teknis.

“Kami punya juknis dan kami punya standar. Kami akan menjalankan itu (operasional) jika sudah sesuai juknis dan standar,” kata Enggit.

Di antara perbaikan yang belum dipenuhi dalam 23 catatan yang disyaratkan pihaknya, yakni pemasangan sliding door di pintu ruang tamu.

Menurut Enggit, sliding door menjadi hal krusial untuk menghindari potensi kontaminasi silang karena intensitas lalu lintas orang di area tersebut sangat tinggi.

Selain itu, Enggit juga menyoroti belum tersedianya rumah gas dan IPAL yang belum memenuhi standar.

Dalam 23 poin perbaikan yang disyaratkan, sebenarnya harus ada pula pemasangan paving block di bagian halaman dapur.

Meskipun pemasangan paving block tersebut belum dilakukan, hal ini bisa ditoleransi karena tidak langsung terkait dengan aktivitas di dapur.

“Kalau sudah memenuhi standar yang ditetapkan dan kami bicarakan, kemungkinan baru kami akan mengajukan proposal, RAB, pembuatan menu, baru kami akan kembali operasional,” ujar Enggit.

"Siap," ucap Enggit ketika dikonfirmasi kembali bahwa dengan belum operasionalnya dapur tersebut berarti renovasi belum 100 persen memenuhi standar. 

Belum bisa beroperasi

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung menyebutkan, dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jalan Akil Ali, Tanjungpandan, belum dapat beroperasi. 

Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan, dinas kesehatan setempat menemukan sejumlah persoalan teknis, termasuk kondisi plafon yang kotor dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang masih perlu perbaikan.

“Plafon atas yang banyak kotoran dikhawatirkan terjadi sumber kontaminasi silang, baik di dapur maupun tempat pengemasan makanan. Karena dapur makanan dalam kondisi terbuka, kita tidak tahu tiupan angin,” kata Subkoordinator Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olahraga Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Fery, usai meninjau kondisi dapur umum MBG tersebut, Jumat (18/7/2025).

Ia menyebut, saat inspeksi lapangan sebelumnya, pihaknya juga menyarankan solusi IPAL dengan pendekatan bioteknologi sebagai alternatif yang lebih hemat biaya.

Dari pengamatan IPAL di lokasi, kapasitas bak penampungan yang tersedia masih sangat kecil.

Dengan jumlah ompreng yang dicuci lebih dari 3.000 buah, Fery menilai kapasitas satu meter kubik yang sudah ada saat ini belum memadai. “Logikanya belum masuk,” ucapnya.

Pada IPAL bioteknologi ini pun disarankan dipasang jaring berlapis untuk menangkap lemak agar air limbah yang mengalir keluar benar-benar bersih.

Selain soal limbah dan sanitasi, kondisi dapur secara umum dinilai belum siap.

Beberapa perlengkapan, termasuk meja untuk meletakkan kompor pun belum tersedia. 

Karena itu, rekomendasi operasional dapur umum MBG tersebut belum bisa dikeluarkan.

“Masih banyak, belum bisa dengan serta-merta operasional. Teknis di dinas kesehatan ini terkait rekomendasi agar bisa beroperasi. Kalau sudah memenuhi persyaratan sesuai Kepmenkes Nomor 715/MENKES/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga, maka surat rekomendasinya keluar," tutur Fery.

Dia menjelaskan, rekomendasi hanya bisa diterbitkan jika hasil inspeksi menunjukkan nilai minimal 80, berdasarkan formulir resmi dari Kementerian Kesehatan.

Nilai itu pun masih harus dilengkapi dengan surat pernyataan pemenuhan komitmen.

“Kalau sudah mencapai minimal nilai 80 sudah bisa beroperasi. Nilai 80 pun ada ikutannya, surat pernyataan pemenuhan komitmen. Jadi jelas aturan itu,” kata Fery

Menurut dia, usulan sudah masuk ke dinas kesehatan dan sedang dalam proses verifikasi.

Setelah itu, tim dari dinas kesehatan bersama puskesmas akan turun melakukan inspeksi sesuai format yang ditentukan.

Fery juga menyebut, masih ada satu syarat penting yang belum bisa dipenuhi, yaitu pemeriksaan sampel makanan.

Karena dapur belum beroperasi, pengambilan sampel belum dapat dilakukan.

Pemeriksaan makanan wajib dilakukan di laboratorium terakreditasi KAN atau yang ditunjuk pemerintah.

“Sampel makanan belum diperiksa, IPAL belum jadi, tetapi kita kan tetap proses," ucap Fery. (del)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved