Berita Bangka
Setiap Tahun, Ratusan Orang Pensiun, Kabupaten Bangka Krisis Guru
Kabupaten Bangka mengalami krisis jumlah guru lantaran kekurangan sumber daya manusia (SDM) guru.
SUNGAILIAT, BABEL NEWS - Kabupaten Bangka mengalami krisis jumlah guru lantaran kekurangan sumber daya manusia (SDM) guru. Setiap tahunnya, ada ratusan guru di Kabupaten Bangka yang pensiun. Sementara, hal tersebut tidak diimbangi dengan regenerasi berupa pengangkatan baru SDM guru.
Kondisi ini disebabkan pula adanya kebijakan bahwa pemerintah daerah yang tidak diperkenankan lagi menerima tenaga honorer, termasuk tenaga guru.
Ketua PGRI Kabupaten Bangka, Margono menilai, kekurangan SDM guru ini menjadi keresahan tersendiri. "Di Kabupaten Bangka ini kita kekurangan guru. Jadi kita ini emergency (darurat, red) terhadap kekurangan tenaga pengajar atau guru," ungkap Margono, Kamis (30/10).
Menurutnya, hal ini dapat dilihat dari jumlah guru pensiun setiap tahunnya yang rata-rata mencapai lebih dari 100 orang. "Berarti kan sudah mengurangi, sedangkan pengangkatan belum ada lagi," jelasnya.
Padahal menurutnya, kebutuhan terhadap tenaga guru ikut meningkat setiap waktunya. Hal ini selaras dengan meningkatnya pula jumlah populasi penduduk. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk tersebut pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan jumlah siswa.
"Karena jumlah penduduk lebih banyak, meningkat meningkat terus. Secara korelasinya, jumlah penduduk meningkat, pasti jumlah siswa meningkat, gurunya juga (harusnya, red) meningkat. Bisa dibilang (kita) krisis terhadap kebutuhan guru," tuturnya.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Bangka, Yudi Aprizal menyebut, kekurangan guru terjadi pada semua jenjang pendidikan, baik tingkat TK, SD hingga SMP. Pada tahun 2025 ini, terhitung saat ini ada kekurangan sekitar 300-an orang guru kelas.
"Ditambah guru yang pensiun pada tahun 2025 ini berjumlah 111 orang," kata Yudi Aprizal beberapa waktu lalu.
Sedangkan pada tahun 2026, terdata ada sekitar 149 orang guru yang akan pensiun. Dengan demikian, kekurangan jumlah guru untuk di Kabupaten Bangka mencapai lebih dari 500-an orang.
Dirinya berharap, pemerintah pusat memberikan kelonggaran dalam penerimaan guru ke depannya. Pasalnya, jika hal tersebut tidak dilakukan, maka akan menjadi masalah serius bagi Kabupaten Bangka.
Ia menyebut, kekurangan guru paling banyak yakni di tingkat SD. Pasalnya, banyak yang pensiun ditambah penerimaan tenaga pendidikan yang tidak seimbang dengan angka pensiun. "Yang jelas sampai dengan saat kita masih tetap kekurangan tanaga pendidikan di ketiga jenjang pendidikan tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, demi menutupi kekurangan guru tersebut, beberapa sekolah menerapkan solusi sementara di mana kepala sekolah ikut mengajar atau merangkat seperti guru biasa. "Kami dari Pemkab Bangka berupaya untuk menambah kekurangan guru dengan cara berkoordinasi ke pemerintah pusat," ungkapnya.
Menurutnya, Pemkab Bangka, melalui Pj Sekda Bangka sudah mengunjungi sejumlah kementerian terkait yakni Kemenpan-RB, Kemendagri dan Kemendikdasmes untuk memperjuangkan hal tersebut. "Saat ini kita tidak berani (membuka penerimaan guru-red) karena belum ada surat resmi dari pihak terkait yang mengatakan boleh menambah guru," jelasnya.
Lebih lanjut, jika sudah ada petunjuk teknis mengenai hal itu, Pemkab Bangka dapat membuka penerimaan guru melalui dana APBD yang akan dibuatkan pos anggarannya. "Kekurangan tenaga pendidik tersebut memberikan dampak luar biasa yang bagi dunia pendidikan kita," tegasnya. (u2)
Jamin Keamanan saat Bertugas
PLT KEPALA Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Bangka, Boy Yandra menyampaikan perhatiannya terhadap keamanan para guru dalam mendisiplinkan siswa. Hal itu dia ungkapkan bertepatan dengan kegiatan seminar perlindungan guru ketika menjalankan tugas profesinya dalam menyambut HUT PGRI ke-80 dan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2025 di Gedung Pertemuan Grha Maras, Bangka, Kamis (30/10).
Meski begitu, Boy Yandra menyampaikan harapannya supaya para guru dan kepalah sekolah kita kompak satu sama lain serta mampu mengendalikan emosi saat menghadapi siswa 'bermasalah'.
"Dan juga bagaimana kita bisa dekat dengan para murid. Tolong anak murid dijaga dengan baik, yang sifatnya emosi-emosi dijaga, bersikap baik dengan anak kita walaupun dia bandel," jelas Boy Yandra.
Dirinya juga berharap para guru berkomunikasi baik dengan orang tua siswa. Salah satunya dengan melibatkan para psikolog yang bertugas di Pemerintah Kabupaten Bangka. "Jadi komunikasi kita dengan murid-murid dan orangtuanya itu harus baik, sehingga tidak ada salah paham," ungkapnya.
Ia juga mendukung dan menjamin tindakan guru dalam mendisiplinkan siswa apabila dilakukan dengan aturan-aturan yang berlaku supaya membuat murid-murid menjadi lebih baik. "Saya juga akan memfasilitasi nanti para guru bertemu dengan Bupati dan Bagian Hukum supaya saat mengajar merasa aman dan tidak ada ketakutan-ketakutan yang timbul nantinya," ungkapnya. (u2)
| Ditemukan dalam Kondisi Selamat, Nelayan Bangka Barat Hanyut hingga Perairan Jambi |
|
|---|
| Ferdian Jabat Dewan Pengawas Perumda Tirta Sejiran Setason |
|
|---|
| Setahun, Pemkab Bangka Barat Siapkan Rp37 Miliar untuk Program UHC |
|
|---|
| Dinkes Bangka Tengah Ajak Pelaku Usaha Pengolahan Pangan Miliki Sertifikat PIRT |
|
|---|
| 70 Anak Bangka Selatan Dapat Beasiswa Junjung Besaoh |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251030-Ketua-PGRI-Kabupaten-Bangka-Margono.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.