Berita Pangkalpinang

Tingkatkan Pendapatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, DPRD Minta Tambah Royalti Timah

Turunnya perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, membuat pemerintah kini harus lebih serius dalam meningkatkan berbagai sektor unggulan.

IST/Dokumentasi Pribadi Hery
Anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung, Heryawandi. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Turunnya perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, membuat pemerintah kini harus lebih serius dalam meningkatkan berbagai sektor unggulan selain sektor pertambangan.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPRD Bangka Belitung, Heryawandi terkait kondisi pemerintah sebelumnya yang terlalu bergantung pada sektor pertambangan untuk meningkatkan perekonomian. 

"Ketika sektor pertambangan mati maka tak ada sektor unggulan lain yang mampu menyumbangkan, pemasukan ke daerah dengan jumlah yang besar. Sekarang inikan ketergantungannya begitu luar biasa, artinya persiapan untuk menyiapkan sektor unggulan di 5-10 tahun ke depan harus siap. Orientasi penganggaran kita ke depan itu juga harus berorientasi kepada bagaimana membangun sektor lain, tapi jujur sampai hari ini kita belum bisa lakukan itu, karena sektor tambang masih sangat dominan," ujar Heryawandi, Rabu (14/8).

Pihaknya akan kembali meminta agar royalti timah ke daerah khususnya Bangka Belitung dapat lebih ditingkatkan. Minimal lebih tinggi dari sekarang yang hanya berkisar di angka 3 persen.

"Harus teriakan kembali peningkatan royalti, agar daerah ini yang luar biasa hancurnya dari sisi lingkungan ada recovery dengan daerah ini dari sisi royalti tadi ditingkatkan, itu yang terus kita tekankan ke eksekutif, agar bersama-sama memperjuangan itu," tuturnya. 

Sebelumnya diketahui, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini sedang menggodok perubahan ketentuan kenaikan royalti timah dari yang sebelumnya flat 3 persen, menjadi royalti progresif sesuai dengan harga timah yang berlaku.

Perubahan tarif royalti tersebut diberlakukan supaya badan usaha dan pemerintah, mendapatkan proporsi pemanfaatan royalti yang setara. "Penerimaan negara diklaim akan lebih tinggi, dari badan usaha dengan cara yang lebih adil," ucap Heryawandi.

Adapun kenaikan royalti timah menjadi progresif ini akan termuat dalam revisi, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2022 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Diketahui pula dari total luas wilayah di Provinsi Bangka Belitung hanya ada sekitar 20 persen daratan, namun diakuinya, itu pun telah rusak akibat eksplorasi timah yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.

"Maka sudah sepantasnya royalti timah ke Bangka Belitung harus lebih besar, ketimbang yang diterima sekarang ini. Sehingga nanti dari royalti tersebut Bangka Belitung dapat mengembangkan sektor unggulan lainnya. Ke depan harus kita maksimalkan, bagaimanapun caranya royalti itu harus kembali ke daerah ini lebih memadai, ketimbang hari ini. Biar daerah ini bisa mempersiapkan sektor unggulan yang lain," ungkapnya. 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bangka Belitung, Ferry Insani mengatakan, sektor pertambangan akan tetap menjadi andalan hingga lima tahun ke depan. "Yang namanya kita itu Bangka Belitung lima tahun ke depan tetap masih ada tambanglah, tidak mungkin kita menghilangkan karena gak siap dan lima tahun lagi masih ada tambang," ujar Ferry Insani. 

Menurutnya, sektor pertambangan khususnya timah tetap akan menjadi andalan, dikarenakan sulit untuk dapat cepat merubah sektor andalan Provinsi Bangka Belitung. "Beberapa masa pemerintahan ke depan akan tetap mengandalkan tambang timah, hanya saja dengan pola hilirisasi dan sebagainya. Gubernur terpilih nanti masih ada tambang, lima tahun berikutnya masih tambang, 2034-2039 itu tidak ada tambang, zero tambang," jelasnya. 

Ferry Insani mengatakan, kini Pemerintah Provinsi Bangka Belitung akan memfokuskan terhadap peningkatan pertanian, perkebunan dan kelautan. "Habis itu setelah tidak ada timah, kita tidak lagi mengandalkan tambang tetapi kita mengandalkan ekonomi biru. Ekonomi biru itu tentunya, dia tidak merusak ekosistem," ucapnya. 

Namun Ferry Insani menegaskan untuk peralihan sektor andalan, akan segara dilakukan ketika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memang sudah benar-benar siap. "Tranformasi itu benar-benar kita sudah meninggalkan tambang timah, timah ada tapi kita tidak mengandalkan timah. Kita ingin mengandalkan pariwisata, ekonomi kreatif, blue economy, dan pertanian dan macam-macam," ungkapnya. (riz)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved