Kabar Bangka
30 Guru Pertajam Kemampuan Literasi, Editor In Chief Bangka Pos Berbagi Tip Menulis Opini
Sebanyak 30 guru SMAN 1 Riausilip, Kabupaten Bangka mengikuti Lokakarya Peningkatan Sistem Budaya Unggul Sekolah dalam Pembelajaran di Kelas.
RIAUSILIP, BABEL NEWS - Sebanyak 30 guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Riausilip, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengikuti Lokakarya Peningkatan Sistem Budaya Unggul Sekolah dalam Pembelajaran di Kelas.
Kegiatan yang berlangsung dua hari itu, 5-7 September 2024, bertujuan mempertajam kemampuan literasi para guru.
Kepala SMAN 1 Riausilip Kurniati mengatakan, kegiatan lokakarya yang berkaitan dengan kemampuan literasi itu rutin dilaksanakan pihaknya. Setidaknya lokakarya dilakukukan satu kali dalam satu tahun.
"Ini sudah tahun keberapa kami melaksanakan kegiatan ini. Dari kegiatan ini kami berharap kemampuan literasi para guru terus meningkat dan bermanfaat dalam pelaksanaan tugasnya sebagai tenaga pendidik," kata Kurniati, Kamis (5/9).
Kurniati menyambut kedatangan Editor In Chief Bangka Pos, Ade Mayasanto yang menjadi satu di antara narasumber di lokakarya. Ade berbagi tips menulis opini kepada para guru.
"Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam penulisan opini. Terutama opini yang kami sajikan di media cetak Bangka Pos maupun online," kata Ade saat memberikan materi di hadapan peserta lokakarya di SMAN 1 Riausilip.
"Pertama, itu soal faktual atau fakta. Walaupun opini itu mengandung subjektifitas tapi tulisannya adalah fakta atau setidaknya mengandung fakta bukan sekadar pendapat kita," lanjutnya.
Unsur kedua, Ade menyebut tentang konteks atau tema tulisan opini. Sebisa mungkin konteks tulisan opini yang dibuat menyangkut isu hangat yang sedang ramai diperbincangkan.
"Ini juga menyangkut keterbacaan opini teman-teman guru yang mungkin sudah dibuat dengan susah payah. Sayang saja jika kita susah payah bikin tapi kemudian tidak terbaca atau dilewati pembaca," kata Ade.
Unsur lain yang tidak kalah penting adalah kebaharuan. Meski sebaiknya bersifat terbaru, Ade menyebut tidak menutup kemungkinan tulisan opini juga mengandung bahan yang sudah lama. "Misalnya kita mengutip data dari hasil penelitian yang sudah lama diterbitkan. Itu tidak masalah. Namun akan lebih baik jika kita juga menyajikan yang terbarunya seperti apa. Dengan demikian tulisan itu akan semakin bermakna dan memberikan dampak," ujarnya.
Pemaparan materi tentang pembuatan tulisan opini berlanjut sesi tanya-jawab. Sejumlah peserta lokakarya mengajukan pertanyaan yang di antaranya menyangkut plagiatisme atau menjiplak. Ade mengatakan dalam tulisan opini ada toleransi dalam hal plagiatisme, terutama untuk tulisan Opini yang diterbitkan Bangka Pos. Toleransi itu jika menyangkut bahasa atau kalimat hukum yang sifatnya sudah pasti.
"Apalagi zaman sekarang sudah sangat mudah untuk mendeteksi plagiatisme. Jadi kami pun menerapkan unsur kehati-hatiannya dalam menyaring tulisan opini yang masuk ke Bangka Pos," tegas Ade. (mun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.