Kabar Pangkalpinang
Akademisi Sebut Prospek Perumahan Subsidi Sangat Besar
Program perumahan subsidi bertujuan membantu kelompok ekonomi menengah kebawah untuk dapat memiliki hunian dengan harga yang terjangkau.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Program perumahan subsidi bertujuan membantu kelompok ekonomi menengah kebawah untuk dapat memiliki hunian dengan harga yang terjangkau.
Dosen Program Studi Bisnis Digital Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB) Ryan Daddy Setyawan mengungkap, prospek rumah subsidi sendiri dinilai sangat bervariasi tergantung dengan kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, letak geografis dan permintaan pasar.
Menurutnya, keberadaan rumah subsidi ini memiliki prospek yang sangat besar kedepan, mengingat akan kebutuhan pokok papan atau perumahan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Ketersediaan perumahan yang layak dan terjangkau sangat penting untuk kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Ryan mengungkap, prospek perumahan subsidi kebanyakan mengacu ke daerah pinggiran kota, karena masih memiliki lahan yang cukup banyak dan harga masih terjangkau. Hal itulah yang akan membedakan rumah subsidi dengan perumahan konvensional.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki program Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) untuk pembelian rumah bersubsidi yang diberikan sebesar 4 juta rupiah, dengan syarat yang telah ditentukan. Dengan kondisi yang seperti ini, masyarakat akan sangat terbantu dengan adanya program rumah subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Apalagi para pekerja muda dan yang telah memiliki pasangan akan sangat terbantu dengan program ini.
Walaupun kebutuhan akan perumahan subsidi sangat besar, dia menyarankan agar developer menawarkan berbagai fasilitas yang disediakan meyakinkan para pembeli agar mereka mau untuk membeli huniannya.
Selain para pengembang (developer), menurutnya perbankan juga memiliki posisi penting dalam penyaluran perumahan subsidi. Perbankan yang akan menjadi jembatan antara para pembeli dan developer.
Kata Ryan, perbankan perlu memahami segmentasi pasar perumahan, termasuk kebutuhan dan preferensi berbagai segmen seperti konsumen individu, keluarga, pengembang properti dan investor yang memungkinkan untuk menawarkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing segmen.
"Penting bagi perbankan untuk memastikan kelayakan keuangan dari pengembang perumahan atau pembeli perumahan yang mengajukan pembiayaan. Ini termasuk mengevaluasi kemampuan pembayaran kredit, nilai jaminan dan risiko terkait sehingga akan mengurangi risiko NPL (Non Performing Loan) pada perbankan tersebut," ujar Ryan.
Penetapan bunga dan suku bunga yang kompetitif menjadi faktor penting dalam menarik minat calon pengembang perumahan atau pembeli perumahan. Perbankan perlu mempertimbangkan kondisi pasar, suku bunga acuan serta kebijakan moneter dan fiskal yang berlaku.
"Rata-rata konsumen akan memperhatikan suku bunga dari masing - masing perbankan dalam menentukan pembelian nantinya," ucapnya. (t3)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.