Kabar Pangkalpinang
DKUKM Dorong Hilirisasi Kakao Jadi Olahan Cokelat
Dinas Koperasi dan UKM (DKUKM) Kepulauan Bangka Belitung mendorong hilirisasi produk kakao melalui pelatihan pengolahan cokelat.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Dinas Koperasi dan UKM (DKUKM) Kepulauan Bangka Belitung mendorong hilirisasi produk kakao melalui pelatihan pengolahan cokelat.
Pelatihan ini resmi dibuka Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ahmad Yani, Senin (18/11) di Hotel Sun Pangkalpinang.
Sebanyak 35 peserta dari kalangan UMKM mengikuti pelatihan yang berlangsung selama empat hari, mulai dari 18 hingga 21 November 2024.
Pelatihan ini digelar sejalan dengan potensi kakao yang belum dimanfaatkan secara optimal, dengan mayoritas hasil kakao mentah dijual ke luar daerah.
Ahmad Yani mengatakan, Pulau Bangka menghasilkan rata-rata 20 ton biji kakao kering per bulan yang hampir seluruhnya dijual ke luar daerah.
"Melihat potensi ini, pemerintah berupaya mendorong hilirisasi biji kakao melalui pelatihan pengolahan cokelat bagi pelaku UMKM. Dengan demikian, kakao akan diolah menjadi produk cokelat khas Babel yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi," katanya saat membuka pelatihan pengolahan cokelat angkatan II di Hotel Sun Pangkalpinang dari rilis yang diterima Bangka Pos Group, Senin (18/11).
Para peserta ini mendapatkan bimbingan dari pakar, yaitu Dr Yudi Sapta Pranoto, Dosen Universitas Bangka Belitung (UBB) dan Merinda Harris, Pemilik Coklat Candu.
Menurut Yani, pengembangan kakao memerlukan strategi khusus, termasuk pelatihan dan edukasi pelaku usaha, peningkatan kualitas produk, pengembangan pasar, serta diversifikasi produk melalui inovasi.
Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan UMKM dalam mengolah kakao menjadi beragam produk seperti cokelat batangan, bubuk kakao, dan produk berbasis cokelat lainnya.
"Biji kakao dapat diolah menjadi berbagai produk yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan. Kandungan flavanol dalam kakao dipercaya bermanfaat bagi kesehatan jantung dan sirkulasi darah. Pelatihan ini diharapkan memicu inovasi, diversifikasi serta pengembangan produk yang unik dan khas dari Kepulauan Bangka Belitung," jelas Yani.
Selain meningkatkan keterampilan, pelaku UMKM juga didorong untuk memanfaatkan peluang promosi di pasar domestik maupun internasional melalui pameran dagang dan pemasaran digital.
Ia menekankan pentingnya sertifikasi dan pelabelan produk agar bisa bersaing di pasar global.
"Pelaku UMKM harus membangun kemitraan strategis dengan produsen lain, pemerintah, dan lembaga riset. Hal ini penting untuk pengembangan industri cokelat yang berkelanjutan," tambahnya.
Yani berharap, pelatihan ini memberikan dampak nyata bagi perkembangan hilirisasi kakao di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Saya harap dengan adanya pelatihan ini akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan usaha hilirisasi biji kakao atau cokelat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menciptakan produk cokelat berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar," harapnya. (*/t3)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.