Berita Bangka Selatan
70 Persen Lahan Sawah di Bangka Selatan Tergarap Maksimal
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan bakal mengoptimalkan penggarapan lahan persawahan yang belum maksimal di daerah itu.
TOBOALI, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan bakal mengoptimalkan penggarapan lahan persawahan yang belum maksimal di daerah itu. Di mana dari total hampir 13.000 hektare lahan persawahan yang ada baru mampu tergarap sebesar 70 persen. Langkah ini bertujuan untuk mengatasi tantangan dan memastikan ketahanan pangan jangka panjang serta mewujudkan program swasembada pangan lebih maksimal.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika mengatakan, total terdapat sebanyak 12.791 hektare lahan sawah di daerah itu. Dari jumlah itu baru seluas 8.953,7 hektare lahan atau sebesar 70 persen tergarap secara optimal. Sedangkan 3.837,3 hektare lahan atau sebesar 30 persen sisanya belum tergarap maksimal dan masih membutuhkan perhatian lebih.
"Dari luasan sawah di Kabupaten Bangka Selatan yang bisa tergarap optimal baru sekitar 70 persen. 30 persen sisanya masih butuh perhatian," kata Risvandika, Senin (23/12).
Risvandika menjelaskan belum optimalnya penggarapan lahan sawah disebabkan oleh berbagai faktor. Di mana faktor yang paling mempengaruhi adalah kurangnya sarana dan prasarana penunjang. Mulai dari irigasi, jalan usaha pertanian termasuk sumber daya manusia.
Dampaknya para petani lebih memilih untuk melakukan satu kali tanam dalam setahun. Oleh karena itu, pemerintah setempat terus berupaya memenuhi kekurangan fasilitas pendukung sejak beberapa tahun terakhir."Memang butuh perhatian ekstra untuk lahan sawah yang belum optimal. Utamanya karena kurangnya sarana dan prasarana pendukung," jelas Risvandika.
Selama hampir dua tahun berturut-turut lanjut dia, luas panen padi di Kabupaten Bangka Selatan terus bertambah. Pada tahun 2023 luas panen padi hanya mencakup lahan seluas 12.323 hektare sawah. Sementara pada tahun 2024 bertambah sebesar 3,80 persen atau 468 hektare menjadi 12.791 hektare sawah.
Luasan tersebut menjadikan Kabupaten Bangka Selatan menjadi daerah pertama dengan luas lahan panen padi terluas disusul Kabupaten Bangka dengan 2.974 hektare. Dengan luasan tersebut produksi padi turut berimbas, di mana terjadi kenaikan sebesar 1.075 ton atau sebesar 1,87 persen. Pada tahun 2023 produksi padi mencapai 57.586 ton gabah kering giling (GKG), sedangkan pada tahun 2024 mencapai 58.661 ton GKG.
"Program ini tidak hanya menjadi momentum untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga sebagai wujud nyata dari perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan petani," sebutnya.
Pihaknya akan menambah indeks pertanaman (IP) dan memberikan bantuan peralatan kepada petani khususnya di sawah dengan sarana lengkap. Sebab, sebagian besar para petani yang ada di Kabupaten Bangka Selatan menggunakan IP atau sistem budi daya yang berbeda-beda. Mulai dari IP 100, IP 200, IP 300 hingga IP 400 tergantung dari kondisi lahan dan perairan di persawahan masing-masing.
"Alhamdulillah justru tahun ini kita ada melakukan penambahan IP sesuai targetnya. Misalnya di Desa Rias hanya melakukan penanaman padi sebanyak dua kali selama tahun kita tingkatkan menjadi tiga kali selama setahun," ujar Risvandika. (u1)
Pemkab Bangka Selatan Ajak Masyarakat Sukseskan Program POPM, Slamet: Bunuh Cacing Filariasis |
![]() |
---|
DPRD Bangka Selatan Dukung Kenaikan Insentif Guru Nonformal |
![]() |
---|
11 Putra-putri Petani Sawit di Bangka Selatan Dapat Beasiswa Kuliah |
![]() |
---|
Bahas Bersama, Pemkab dan DPRD Bangka Selatan Sepakati APBD-P 2025 Khusus Sektor Prioritas |
![]() |
---|
Tampilkan Batik Khas Daerah, Bangka Selatan Gelar Fashion Show Wastra Nusantara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.