Berita Bangka
Dosen UBB Kembangkan Game Edukasi Berbasis Deep Learning
Tim Dosen Universitas Bangka Belitung (UBB) meluncurkan inovasi game edukasi berbasis deep learning dalam kegiatan pengabdian.
BAKAM, BABEL NEWS - Tim Dosen Universitas Bangka Belitung (UBB) meluncurkan inovasi game edukasi berbasis deep learning dalam kegiatan pengabdian melalui skema Pengabdian Masyarakat Tingkat Universitas (PMTU) di Madrasah Iftidaiyah Swasta (MIS) Zulaka Bakam, Rabu (30/7). Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi siswa, tetapi juga membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi mitra strategis dalam dunia pendidikan dasar.
Kegiatan ini melibatkan lima dosen lintas prodi, yaitu Eka (Teknologi Informasi) sebagai ketua tim, Putri (Teknologi Informasi), Lasmi (Perencanaan Wilayah dan Kota), Baiq (Matematika), dan Ulfa (Akuntansi) sebagai anggota.
Program ini dinilai mampu meningkatkan pemahaman siswa secara menyenangkan, interaktif, dan aplikatif, terutama di jenjang pendidikan dasar. "Dengan game edukasi, siswa tidak hanya bermain, tetapi juga belajar menganalisis teks, membaca data, dan menyelesaikan masalah matematika dalam konteks nyata. Ini sangat sejalan dengan prinsip deep learning," ujar Putri, selaku pemateri game edukasi, dalam rilisnya, Kamis (31/7).
Ulfa, selaku pemateri dalam sesi pengenalan deep learning, menyebutkan, pendekatan ini membantu siswa untuk berpikir kritis, beradaptasi, dan menyelesaikan tantangan seperti halnya kecerdasan buatan (AI) modern.
Implementasi nyata dari program ini dilakukan di MIS Zula Bakam, di mana para siswa kelas 5 dan 6 mulai menggunakan game edukasi bertema "Aksarankasa" sebuah gabungan dari Petualangan Literasi dan Misi Matematika Nusantara. Melalui game ini, siswa diajak menjelajahi dunia imajinatif sambil menyelesaikan tantangan berbasis literasi dan numerasi.
Guru kelas MIS Zula Bakam, Tri mengungkapkan, metode ini berhasil meningkatkan keterlibatan siswa di kelas. "Anak-anak lebih mudah mengingat konsep karena mereka mengalami langsung dalam permainan. Misalnya, mereka harus membaca peta, memahami instruksi, lalu menghitung jumlah koin untuk membeli barang-itu praktik numerasi kontekstual," kata Tri.
Program ini juga selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang mendorong guru untuk menerapkan media ajar inovatif dan mendorong partisipasi aktif siswa.
Meski demikian, tim pengabdian menyadari bahwa tantangan tetap ada, seperti keterbatasan perangkat digital, pelatihan guru, serta akses internet yang belum merata. Namun Eka, selaku ketua tim pengabdian, optimistis kolaborasi antarpihak dapat mengatasi kendala tersebut.
"Inovasi ini bukan hanya soal digitalisasi, tapi tentang bagaimana menciptakan pengalaman belajar yang bermakna. Game edukasi bisa menjadi jembatan antara generasi digital dengan kebutuhan literasi dan numerasi abad 21," tutur Eka. (*/t3)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.