Kabar Belitung

DPPKBPMD Motivasi Wujudkan Kampung Keluarga Berkualitas

DPPKBPMD Belitung Salman Alfarisi mengatakan bahwa indeks pembangunan keluarga atau iBangga Belitung yakni 56,8.

Editor: Rusaidah
Bangka Pos/Adelina Nurmalitasari
Suasana pemberdayaan kelompok masyarakat dalam percepatan penanganan stunting. 

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemerintah Masyarakat dan Desa (DPPKBPMD) Kabupaten Belitung Salman Alfarisi mengatakan bahwa indeks pembangunan keluarga atau iBangga Belitung yakni 56,8. Angka tersebut untuk mengetahui tingkat kualitas keluarga secara nasional yang diterbitkan BKKBN.

Dari Indeks 0-100, Salman mengatakan angka tersebut baru mencapai sekitar separuhnya. Makanya, hal tersebut menjadi motivasi dalam mewujudkan program Kampung Keluarga Berkualitas.

"Kalau dulu KB itu Keluarga Berencana, sekarang KB itu menjadi Keluarga Berkualitas. Jadi KB bukan saja berkutat membahas kontrasepsi, tapi juga bagaimana menjadikan keluarga berkualitas, satu di antaranya membahas stunting," katanya, Senin (25/7).

Ia mengatakan, permasalahan keluarga erat kaitannya dengan kegagalan fungsi keluarga, rendahnya pengetahuan, kurang keterampilan, masalah sosial kemasyarakatan, hingga masalah pola pikir dan budaya.

Permasalahan keluarga, seperti kasus stunting, juga bisa saja terjadi akibat keterbatasan dalam mengakses pengetahuan tentang keluarga dari program yang dimiliki pemerintah.

Salman mencontohkan, kasus stunting justru terjadi di daerah pesisir yang bertolak belakang dengan mudahnya warga mendapatkan ikan dan makanan laut lainnya yang bergizi tinggi. Namun yang terjadi, hasil laut dijual tanpa menyisakan untuk keluarga. Uang hasil penjualan justru digunakan membeli makanan yang rasanya enak tapi secara gizi kurang.

"Uangnya dipakai beli mie instan. Hanya menyenangkan mulut, tapi tidak menyenangkan badan. Mie instan sebagai selingan boleh saja, tapi jangan jadi pengganti gizi utama," katanya.

Makanya dalam menggarap program Kampung Keluarga Berkualitas, ia mengharapkan peran kepala desa dan kerjasama lintas sektor. Baik penanganan masalah ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi lingkungan, pekerjaan, bahkan administrasi kependudukan.

Kasus stunting, kata Salman, dapat menghambat pembangunan di masa mendatang akibat kualitas sumber daya manusia yang rendah. Makanya upaya menghasilkan generasi penerus yang berkualitas dalam mengganti kondisi berikutnya menjadi tanggung jawab bersama. (del)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved