Berita Bangka Selatan
Tim Pakem Bangka Selatan Pantau Paham Menyimpang
Tim Pakem Kabupaten Bangka Selatan, memantau dugaan aliran keagamaan dan paham radikal yang terindikasi menyimpang dari ajaran.
TOBOALI, BABEL NEWS - Tim koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) Kabupaten Bangka Selatan, memantau dugaan aliran keagamaan dan paham radikal yang terindikasi menyimpang dari ajaran. Dalam waktu dekat tim akan meninjau ke lapangan guna melakukan verifikasi dugaan kelompok aliran sesat.
Wakil Ketua Tim Pakem Kabupaten Bangka Selatan, Evi Sastra mengatakan pihaknya kini tengah mengoptimalkan pencegahan aliran dan paham radikal menyimpang di daerah itu. Pasalnya, terdapat beberapa aliran keagamaan di sejumlah desa yang diduga menyimpang dari ajaran keagamaan yang telah ditetapkan.
Kondisi ini dikhawatirkan berpotensi menimbulkan konflik dalam kehidupan masyarakat. "Kita masih menggali informasi tentang aliran kepercayaan yang menyimpang di tengah masyarakat," kata Evi Sastra, Senin (30/6).
Evi Sastra mengakui, Tim Pakem telah melakukan rapat koordinasi bersama sejumlah stakeholder terkait, tujuannya sebagai langkah pencegahan. Khususnya dalam upaya menangkal munculnya atau menyebarnya paham yang menyimpang atau meresahkan. "Kita akan mendatangi langsung lokasi-lokasi tersebut. Kita luruskan bersama-sama dengan masyarakat, tokoh agama serta kepala desanya," jelas Evi Sastra.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi lanjut dia, hampir 90 persen wilayah di Kabupaten Bangka Selatan aman dari paham maupun ajaran keagamaan menyimpang. Pengurus Pakem diharapkan proaktif dalam melakukan pengawasan terhadap munculnya aliran kepercayaan yang menyimpang.
"Kita perlu menggali informasi dari lurah, kepala desa dan camat. Apabila ada pemahaman menyimpang, tidak hanya paham keagamaan maupun kedaulatan negara," sebutnya.
Evi Sastra mengimbau masyarakat agar lebih selektif dalam memahami aliran maupun pemahaman yang ada saat ini. Masyarakat harus lebih fleksibel dalam pemahaman keagamaan sejalan dengan konsep moderasi beragama, yang menekankan pada keseimbangan dan keadilan dalam menjalankan ajaran agama. Hal ini menghindari ekstremisme dan fanatisme yang dapat memicu konflik.
"Pemahaman yang berbeda yang mungkin tidak lazim belum tentu menyimpang. Masyarakat harus lebih selektif," kata Evi Sastra. (u1)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.