Berita Bangka Selatan
Tekan Inflasi dan Disparitas Harga Cabai, Pemkab Bangka Selatan Bagikan Cultivator
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, menekan inflasi dan disparitas khususnya untuk komoditas cabai.
TOBOALI, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, menekan inflasi dan disparitas khususnya untuk komoditas cabai. Caranya dengan memberikan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) jenis cultivator kepada petani cabai di daerah itu. Diharapkan dengan bantuan tersebut dapat menekan disparitas atau perbedaan harga cabai di wilayah kepulauan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Bangka Selatan, Luhung Amin Firdaus mengatakan, setidaknya terdapat tiga unit cultivator dibagikan bagi tiga kelompok tani di tiga kecamatan. Yakni kelompok tani Rumpun Sentosa Desa Rias, Kecamatan Toboali, Gapoktan Bumi Barokah Besaoh Desa Irat, Kecamatan Payung dan kelompok tani Tunas Muda Desa Pongok, Kecamatan Kepulauan Pongok.
Bantuan alsintan diberikan kepada petani merupakan hasil kerja sama dengan Bank Indonesia. "Penyerahan itu dilakukan pada awal September 2024. Pertama Desa Pongok, Desa Irat dan Desa Rias. Masing-masing satu unit cultivator dari Bank Indonesia," kata Luhung, Rabu (11/9).
Luhung memaparkan, tujuan dibagikannya alsintan tersebut guna membantu dan memudahkan petani saat membajak lahan pertanian mereka. Dengan adanya bantuan ini para petani dapat mengolah lahan mereka dengan lebih cepat dan efisien sehingga mempercepat siklus tanam dan meningkatkan hasil panen cabai.
Imbasnya dapat menekan disparitas harga cabai di Kabupaten Bangka Selatan yang menjadi penyumbang inflasi selain beras. Pembagian alsintan menjadi komitmen dalam menjaga stabilitas harga serta fluktuasi cabai di pasaran.
"Tujuan alsintan membantu petani cabai dalam rangka penanganan inflasi. Sebelumnya para kelompok tani sudah mengajukan proposal, dinas hanya memfasilitasi pengajuan ke Bank Indonesia," jelas Luhung.
Selain itu pihaknya juga tengah menggencarkan program menanam cabai dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis. Khususnya di wilayah Kecamatan Kepulauan Pongok yang menjadi wilayah terluar di Kabupaten Bangka Selatan.
Di sana, disparitas harga cabai sangat tinggi dibandingkan dengan harga di Kecamatan Sadai maupun Kecamatan Toboali. Upaya intervensi dilaksanakan dengan adanya bantuan alsintan supaya petani di kepulauan bisa memproduksi cabai secara mandiri.
"Sehingga tidak tergantung dengan daerah lain. Misalnya harga cabai satu ons Rp5.000 atau satu kilogram Rp50.000. Di Kecamatan Kepulauan Pongok bisa mencapai harga Rp80.000," ucapnya.
Meskipun demikian kata Luhung, guna mewujudkan swasembada cabai di daerah pihaknya akan terus mengupayakan pemberian bantuan kepada para petani. Baik melalui program yang ada di Bank Indonesia maupun program dari Kementerian Pertanian maupun pihak swasta.
"Untuk tahun depan kita masih menunggu program dari Bank Indonesia. Biasanya mereka ada program tematik, baik untuk petani cabai maupun padi," pungkas Luhung. (u1)
Perbaikan Dua Proyek Infrastruktur, Pemkab Bangka Selatan Anggarkan Rp2,3 Miliar |
![]() |
---|
Terlibat Dugaan Kasus Tipikor Satpol-PP Bangka Selatan, Tiga PNS Diberhentikan Sementara |
![]() |
---|
Pemkab Bangka Selatan Perluas Penerapan QRIS |
![]() |
---|
34 ASN Bangka Selatan Ikut Pornas Korpri |
![]() |
---|
Pemkab Bangka Selatan Perpanjang Jadwal Pengangkatan PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.